Nakita.id - Pada Selasa, (11/9) film Crazy Rich Asians besutan sutradara Jon M Chu resmi diputar perdana di bioskop.
Film bergenre komedi romantis ini mengisahkan seorang profesor ekonomi di New York, Rachel Chu (Constance Wu) yang melakukan perjalanan ke Singapura bersama kekasihnya, Nick Young (Henry Golding).
Setibanya disana, ia baru mengetahui keluarga Young adalah salah satu dari orang terkaya di Asia dan ternyata ibu sang kekasih tak menyukainya.
Crazy Rich Asians disebut sebagai film pertama dalam 25 tahun di Hollywood yang semua pemainnya keturunan Asia.
Film ini menggambarkan bagaimana stereotip orang-orang Asia yang kaya dan makmur ditengah lingkungan sosial elit mereka.
Mulai dari perlengkapan couture pribadi, kolam yang dipenuhi dengan hiu peliharaan hingga mansion yang mewah.
Baca Juga : Jarang Memasak Tapi Begini Mewahnya Dapur Syahrini yang Bikin Ngiri
Film yang diadaptasi dari novel laris karya penulis Kevin Kwan ini diprediksi akan meraup keuntungan senilai 26 juta dollar AS lebih untuk penayangan lima hari pertama, dikutip dari Variety pada Senin (10/9/2018).
Namun, pernahkah Moms terpikir seperti apa kehidupan orang kaya Singapura?
Ternyata film ini sedikit banyak menggambarkan bagaimana kehidupan orang kaya yang ada di Singapura.
Data yang dirilis oleh Credit Sisse Global Wealth Report 2017 mengungkapkan, Singapura adalah rumah bagi 152.000 jutawan dolar AS atau setara dengan sekitar 2,7% dari 5,6 juta populasinya.
Hubungan yang erat dan saling menikah di antara konglomerat Singapura rupanya sudah menjadi hal yang biasa.
Hal ini dilakukan sebagai kebutuhan akan kepercayaan, serta pentingnya menjaga dan mengelola kekayaan keluarga.
Baca Juga : Bak Keluarga Bahagia, Intip 'Foto Keluarga' Richard Kyle, Jessica Iskandar dan El Barack
Seorang coach di Singapura juga mengatakan bahwa terdapat komunitas orang kaya di Singapura yang dibagi menjadi tiga kelompok yaitu selebritas yang mencolok, sosialita dan eksekutif.
Kelompok pertama gemar memberi tahu dunia dan memamerkan kegiatan mereka di media sosial.
Sementara itu, golongan sosialita lebih mengarah kepada sikap sosial dan kerap menghadiri acara-acara yang bergengsi agar bisa dilihat dan didengar banyak orang.
Sedangkan kaum eksekutif mengarah pada tujuan profesional dan kepentingan bisnis.
Tak jarang, kebanyakan orang kaya di Singapura juga merupakan seorang kolektor karya seni langka, jam tangan, mobil, wine, perhiasan, dan tas ekslusif yang harganya tak murah.
Beberapa sangat mungkin memiliki jet pribadi dan suka berinvestasi properti di luar negeri.
Baca Juga : Ini 7 Hal yang Sebaiknya Jangan Dilakukan Dalam Pesawat, Bahaya Untuk Kesehatan!
Menurut konsultan real estat Jones Lang LaSalle, orang-orang kaya Singapura memberikan premi pada properti investasi perumahan yang ada di Inggris dan Australia.
Mereka juga sangat mencintai seni dengan memiliki beragam koleksi.
Laurence Lien, ketua Yayasan Komunitas amal Singapura mengatakan bahwa ada kecenderungan di kalangan orang kaya terhadap filantropi, terkait dengan kepekaan bisnis yang kuat.
Selain mendedikasikan waktu dan uang untuk filantropi, banyak juga yang mendambakan pengalaman perjalanan yang unik.
Baca Juga : Catat! Ini Larangan untuk Ibu Hamil Agar Bayi Tak Menderita Autisme, Cacat Lahir Hingga Kelahiran Prematur
Orang kaya disana tak segan mencari pengalaman berkesan dalam hidup, dengan memesan penebangan pesawat kelas bisnis.
Mereka juga tak ragu menginap di hotel bintang lima berkalitas bagus yang diharapkan dapat membawa mereka keluar dari zona nyaman.
Selain perjalanan, orang kaya Singapura juga senang memanjakan lidah dengan kuliner yang lezat.
Tak hanya mencoba makanan, mereka akan mengambil kelas memasak dengan tetap memprioritaskan privasi dan eksklusivitas.
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Source | : | scmp.com |
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR