2. Putus asa
Rasa putus asa ditandai dengan anak yang tak lagi tertarik melakukan hobi dan aktivitas favoritnya.
Anak yang depresi akan lebih sering diam, mengurung diri di kamar, dan mengaku sakit dan lelah.
Rasa putus asa juga bisa membuat anak mengalami penurunan nafsu makan secara drastis.
Anak juga rentan mengalami gangguan tidur seperti insomnia dan ngompol ketika depresi.
3. Sering sakit
Anak-anak yang depresi karena bullying akan sering mengaku sakit perut atau sakit kepala.
Perasaan ini muncul karena ia ingin menghindari bullying yang terjadi di sekolah maupun tempat bermain.
Kondisi sakit fisik yang diakibatkan oleh masalah kejiwaan dikenal sebagai psikosomatik.
Baca Juga : Kartika Putri Bocorkan Syarat dan Enaknya Jadi Istri Habib Usman bin Yahya!
Jika anak mengalami hal ini, orangtua sebaiknya tidak menunda membawa anak berobat ke psikolog ataupun psikiater. Hal ini dilakukan guna memastikan kesehatan mental si kecil.
Tidak ada tes khusus – medis atau psikologis – yang dapat menunjukkan depresi pada anak dengan jelas.
Tapi alat seperti kuesioner (baik untuk anak dan orang tua) dan wawancara oleh seorang dokter spesialis kejiwaan yang dilakukan dengan teliti dan hati-hati dapat membantu membuat diagnosis yang akurat.
Pada dasarnya, jika Si Kecil benar mengalami depresi maka pengobatannya akan serupa dengan depresi pada orang dewasa. Mereka akan dilakukan psikoterapi (konseling) dan pengobatan.
Studi terbaik sampai saat ini menunjukkan bahwa kombinasi antara psikoterapi dan pengobatan adalah metode yang paling efektif untuk mengobati depresi pada anak. (*)
Source | : | Tabloid Nakita,WebMD |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR