Nakita.id.- Depresi memang umumnya terjadi pada orang dewasa yang mengalami tekanan ataupun beban pikiran yang berlebih. Namun siapa sangka, jika depresi pada anak pun bisa saja terjadi?
Dalam perkembangannya, anak memang cenderung memiliki suasana hati yang gampang berubah-ubah atau disebut dengan istilah moody-an.
Dalam satu waktu mereka bisa saja tampak sedih dan galau, lalu tidak lama kemudian mereka akan baik-baik saja.
Baca Juga : Moms Mudah Merasa Depresi? Tak Usah Panik, Ini Cara Mudah Mencegahnya!
Jika Si Kecil terus-menerus sedih atau putus asa sehingga memengaruhi aktivitasnya, maka kemungkinan besar ia sedang mengalami depresi masa kecil.
Depresi masa kecil adalah sebuah kondisi kesehatan mental serius pada anak yang harus segera di atasi dengan menggunakan perawatan medis.
Depresi adalah penyakit mental ditandai dengan kelainan mood yang mempengaruhi perasaan, cara berpikir, dan berperilaku sehingga membuat Si Kecil memiliki berbagai masalah emosional dan fisik.
Bila depresi, Si Kecil akan menghabiskan energinya karena merasakan sedih berkepanjangan dan merasa tidak mampu melihat kesenangan seperti yang sebelumnya.
Itu sebabnya, energi mereka akan habis untuk melawan dirinya sendiri. Dalam beberapa kasus, depresi muncul tanpa didahului dengan stres.
Sayangnya, depresi pada anak-anak sulit dikenali karena gejalanya berbeda dengan depresi pada orang dewasa.
Situs WebMD menyebut sekilas, anak-anak yang depresi mungkin hanya terlihat sedih.
Ketika kesedihan yang dialami anak-anak berlanjut hingga mengganggu aktivitas harian, sekolah, dan kehidupan keluarga, patut dicurigai ia mengalami depresi.
Baca Juga : Resmi, Pemerintah Australia Larang Penggunaan Ponsel Di Sekolah!
Berikut tanda-tanda anak depresi, seperti yang dituliskan oleh WebMD;
1. Kesedihan berlarut
Kesedihan berlarut hingga mengganggu aktivitas harian bisa menandakan anak depresi.
Hal ini bisa terjadi ketika anak mengalami kehilangan, misalnya kematian orang tua ataupun binatang peliharaan.
Kesedihan berlarut ditandai dengan keengganan melakukan aktivitas. Anak juga bisa menangis tiba-tiba, dan menolak interaksi sosial dari orang lain.
2. Putus asa
Rasa putus asa ditandai dengan anak yang tak lagi tertarik melakukan hobi dan aktivitas favoritnya.
Anak yang depresi akan lebih sering diam, mengurung diri di kamar, dan mengaku sakit dan lelah.
Rasa putus asa juga bisa membuat anak mengalami penurunan nafsu makan secara drastis.
Anak juga rentan mengalami gangguan tidur seperti insomnia dan ngompol ketika depresi.
3. Sering sakit
Anak-anak yang depresi karena bullying akan sering mengaku sakit perut atau sakit kepala.
Perasaan ini muncul karena ia ingin menghindari bullying yang terjadi di sekolah maupun tempat bermain.
Kondisi sakit fisik yang diakibatkan oleh masalah kejiwaan dikenal sebagai psikosomatik.
Baca Juga : Kartika Putri Bocorkan Syarat dan Enaknya Jadi Istri Habib Usman bin Yahya!
Jika anak mengalami hal ini, orangtua sebaiknya tidak menunda membawa anak berobat ke psikolog ataupun psikiater. Hal ini dilakukan guna memastikan kesehatan mental si kecil.
Tidak ada tes khusus – medis atau psikologis – yang dapat menunjukkan depresi pada anak dengan jelas.
Tapi alat seperti kuesioner (baik untuk anak dan orang tua) dan wawancara oleh seorang dokter spesialis kejiwaan yang dilakukan dengan teliti dan hati-hati dapat membantu membuat diagnosis yang akurat.
Pada dasarnya, jika Si Kecil benar mengalami depresi maka pengobatannya akan serupa dengan depresi pada orang dewasa. Mereka akan dilakukan psikoterapi (konseling) dan pengobatan.
Studi terbaik sampai saat ini menunjukkan bahwa kombinasi antara psikoterapi dan pengobatan adalah metode yang paling efektif untuk mengobati depresi pada anak. (*)
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | Tabloid Nakita,WebMD |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR