Diadakan pertama kali sejak 2003, kegiatan ini diharapkan dapat mengurangi angka kebutaan di Indonesia.
Tak sendiri, program relawan ini bekerja sama dengan NGO Internasional seperti Helen Keller International dan LSM lokal.
"Anak disabilitas rentan mengalami gangguan penglihatan, faktornya banyak baik faktor internal sejak masih dalam kandungan maupun eksternal pada masa tumbuh kembang.
Sekarang ini bahkan jumlah penderita celebral palsy lebih tinggi dari autis, bisa dicek.
Tetapi perhatian untuk anak celebral palsy memang masih sangat kurang", ungkap Agoes Abdoel Rakhman,S.Pd., selaku Direktur Pelaksana YPAC Jakarta.
Baca Juga : Sederhana, Inilah Aktivitas yang Dilakukan Orang Sukses di Akhir Pekan
Melalui program "Seeing is Believing", dilakukan matching dan screening terhadap anak-anak celebral palsy dan tindak lanjut akan anak yang mengalami gangguan penglihatan.
Uniknya, program ini dikelola oleh staf dalam bentuk penggalangan dana dan kemudian dana tersebut akan digunakan untuk mendanai berbagai aktivitas.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR