Dalam jurnal berjudul Cyclopia: An Epidemiologic Study in a Large Dataset From the International Clearinghouse of Birth Defects Surveillance and Research yang dipublikasikan Oktober 2011, disebutkan pernah ditemukan sebanyak 257 kelahiran bayi dengan kondisi cyclopia.
Prevalensi cyclopia terjadi pada 1 dari 100.000 kelahiran bayi.
Baca Juga : Suami Meninggal Mendadak, Kisah Ibu 2 Anak yang Nyambi Jadi Driver Ojek Online Ini Menginspirasi!
Peneliti LIPI, Anang Setiawan Achmadi, menyebut bayi yang terlahir dengan kondisi cyclops syndrome biasanya tidak akan bertahan lama.
“Karena beberapa bagian tubuhnya tidak sempurna, biasanya fungsi beberapa organ tubuh jadi tidak bisa berjalan normal. Dia akan cepat mati. Tidak akan bertahan.”
Ada beberapa faktor yang menyebabkan bayi terlahir dengan kondisi cyclopia, salah satunya radiasi. Artinya, ibu dari bayi itu pernah terpapar radiasi ketika hamil.
Baca Juga : Soimah Artis Bergelimang Harta, Tapi Dapurnya Sangat Sederhana!
Selain itu, ada pula faktor lain yang bisa menjadi penyebab, seperti faktor genetik.
“Secara herediter faktor resesifnya yang muncul,” kata Anang.
Faktor masuknya zat kimia tertentu pada ibu hamil juga bisa menyebabkan cyclops syndrome pada sang bayi.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Mirror,nakita,kompas,tribun |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Nakita_ID |
KOMENTAR