Baca Juga : #LovingNotLabeling: Hati-hati, Memberikan Pujian Pada Anak Bisa Berbahaya Bila Dilakukan Dengan Cara Ini
Satu hal yang perlu Moms ketahui, pelabelan pada anak tidak melulu berisi cap bermakna negatif semacam nakal, bandel, malas, jorok dan seterusnya.
Mengeluarkan kata-kata bermakna positif seperti pintar, rajin, cantik, hebat, kuat dan sejenisnya termasuk dalam kategori melabel anak.
Memang, label negatif lah yang akan sangat berpengaruh negatif pula pada anak.
"Kalau kata negatif, efeknya lebih negatif, konsep dirinya jadi berkurang, ia seringkali jadi minder dia tidak bisa mengubah prilaku menjadi lebih baik lagi, sehingga ia bisa putus asa," tambah Nina.
Siapa pun dan berapa pun usia seseorang, pastilah tidak suka mendapat cap negatif.
Baca Juga : Benarkah Anak Laki-laki Lebih Pintar Matematika? Ini Faktanya!
Apalagi anak yang masih belum memiliki filter terhadap penilaian dari lingkungan.
"Para ahli mengatakan anak yang masih di bawah usia 12 tahun itu masih sangat mudah terpengaruh."
"Bisa dibilang di bawah 12 tahun anak anak tidak terlalu memfilter apa yang disebutkan atau dibicarakan orang lain," jelas Nina.
Parahnya, anak yang mendapat label negatif bukan tak mungkin akan memiliki konsep diri yang negatif pula.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Nia Lara Sari |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR