Mulai dari anak konglomerat yang harus izin sekolah karena melakukan imunisasi hingga Jepang.
Lebaran tak mudik ke kampung halaman tapi justru berlibur ke Jerman atau umroh.
Memberikan iPod sebagai bingkisan ulang tahun kepada seluruh teman sekelas anaknya.
Bahkan, ada yang sampai ingin mengundang pihak Taman Safari ke rumah karena sang ibu malas mengantar anaknya ke Taman Safari dalam rangka kegiatan sekolah.
Gaya hidup para konglomerat yang tinggal di Surabaya ini cukup mengejutkan warganet.
Sebab, kehidupan mereka begitu kontras dengan masyarakat kalangan menengah ke bawah yang bahkan kadang untuk makan saja susah.
Beberapa orang berpendapat bahwa memanjakan anak dengan kekayaan orangtuanya adalah hal wajar, mengingat setiap orangtua pasti bekerja keras demi yang terbaik untuk anaknya.
Namun, apakah dengan memanjakan anak bisa menjanjikan masa depan yang cemerlang untuk mereka?
Sebelum membahas mengenai masa depan anak-anak yang selalu dimanjakan akan kekayaan orangtuanya, coba dalami dulu mengenai perasaan anak-anak orang kaya tersebut.
Apakah anak-anak ini merasa berbeda dari yang lainnya?
Apa yang mereka rasakan tentang warisannya? Orang tua mereka?
Dan bagaimana dengan kekhawatiran orang tua mereka?
Source | : | nakita,theglobeandmail.com,inc.com |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR