1. Membanjiri anak dengan pujian
Pujian itu boleh, tetapi lebih efektif untuk anak yang masih sangat muda, yakni usia 0 - 3 tahun. Pada usia tersebut, anak sedang masa belajar menguasai beragam keterampilan dasar.
Memberinya pujian saat ia bisa membuang sampah pada tempatnya akan mendorong ia terus melakukan itu.
Begitu memasuki usia prasekolah, saat kita memuji pada hal-hal yang harusnya sudah ia kuasai (misal, makan sendiri, buang air kecil di toilet, buang sampah pada tempatnya, dll), malah bisa mengurangi makna pujian itu.
Bahkan, membuat anak berpikir bahwa ‘aku makan sendiri supaya dipuji Ibu’.
Jadi, pilah-pilih memuji anak itu perlu, khususkan pada saat anak melakukan hal-hal besar atau menuntaskan suatu tantangan baru yang ia terima.
2. Sering menghadiahi anak dengan berbagai macam benda
Seperti mainan, permen, cokelat, dan lain-lain.
Sama seperti dengan pujian, terlalu sering membelikan anak sesuatu yang sebetulnya tidak ia butuhkan malah mengurangi arti dan nilai dari barang tersebut.
Contoh, setiap anak ulang tahun, kita memberinya hadiah mahal yang mungkin belum sesuai dengan usianya.
Semakin besar, anak akan berharap ia mendapatkan kado yang lebih bagus dan lebih mahal.
Sebaliknya, saat kita tidak memberinya apa-apa, anak akan sangat kecewa dan sedih. Tentu kita tidak ingin hal ini terjadi berlarut-larut bukan?
Source | : | nakita,theglobeandmail.com,inc.com |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR