Nakita.id - Perselingkuhan di zaman kini seolah sudah menjadi bumbu bagi suatu hubungan, bahkan hubungan rumah tangga.
Seperti yang terjadi belakangan ini pada para selebritis tanah air. Beberapa mereka yang bercerai berawal dari kisah perselingkuhan sebelumnya.
Peristiwa tersebut juga menyeret keluarga Entis Sutisna atau yang akrab disapa Sule. April 2018 silam, Sule digugat cerai oleh istrinya, Lina di Pengadilan Agama Cimahi, Jawa Barat.
Sule digugat dengan alasan telah melakukan perselingkuhan dan juga kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) pada Lina.
Lambat laun, berbagai fakta baru mulai terungkap. Ternyata, Lina lah ‘dalang’ di balik perpecahan rumah tangganya.
Lina terbukti berselingkuh dengan seorang laki-laki berinisial TP. Bahkan, perselingkuhan Lina dan TP sudah berjalan hampir satu tahun.
Sule mengetahui perselingkuhan istrinya. Namun ia hanya berdiam dan justru tetap memperjuangkan rumah tangganya.
Sule beberapa kali meminta istrinya untuk menarik gugatan cerainya. Bahkan Sule sama sekali tak membuka borok istrinya di depan masyarakat luas.
Sule justru mengaku bersalah dan minta maaf kepada keluarga Lina karena Sule merasa bahwa selama ia menjadi seorang suami, ia belum bisa membina dan juga membimbing istrinya.
Komedian berambut khas ini mengaku bahwa istrinya tak bisa disalahkan meski sudah terbukti selingkuh.
Sikap Sule yang tabah dan pasrah ini membuat publik makin kagum dengannya, terlebih karena Sule tidak membongkar aib istrinya yang sudah terbukti selingkuh dengan laki-laki beristri.
Buntut panjang dari perselingkuhan Sule ini akhirnya membuat Sule kini resmi menyandang status duda beranak empat.
Selain mendapat hak asuh keempat anaknya, Sule juga tak perlu lagi menafkahi mantan istrinya yang telah berkhianat.
Meski harus membangun mental dan juga moral anak-anaknya seorang diri, Sule dirasa masyarakat mampu menjadi ayah yang baik.
Bahkan anak-anak Sule juga mengaku bahwa buntut panjang perceraian ayah dan mamanya ini justru membuat mereka lebih dekat dengan Sule.
Tetapi, dampak bagi anak-anak pun juga akan sangat berbahaya. Terlebih, Sule masih memiliki dua anak yang kecil-kecil.
Seperti yang pernah ditulis Nakita.id, perceraian bahkan perselingkuhan orangtua akan menjerumuska masa depan anak-anak mereka.
Mereka akan merasa bila dalam suatu hubungan, kepercayaan tak selalu jadi patokan. Bahkan mereka bisa saja bepikir bahwa selingkuh merupakan jalan terbaik saat rumah tangga atau hubungan asmara berada di titik jenuh.
Belum lagi beban mental dan sosial dari orang sekitar. Jejak perceraian kedua orangtuanya dan juga isu perselingkuhan yang menjadi sebabnya akan terus dikenang masyarakat bahkan diingat.
Hal itu menjadi tak mudah bagi anak-anak, karena mau tak mau, orangtuanya akan jadi sorotan bagaimana mereka memberi pengalaman pada anak-anaknya.
Dalam kasus Sule dan Lina, Rizky Febian, anak sulung Sule dan Lina bahkan berperan sebagai orang pertama yang mengetahui perselingkuhan Sule.
Ia berusaha menurut kepada ibunya untuk tidak memberitaukan perselingkuhan sang ibu, karena ibunya semula berjanji bila akan kembali pada Sule, meski akhirnya, Lina memutuskan untuk tetap bersama TP dan meninggalkan Sule beserta anak-anaknya.
Tentu menjadi beban tersendiri bagi Rizky. Bahkan bisa berdampak pada masa depan Rizky yang tak lama lagi tentunya akan mendampingi pasangan hidupnya kelak.
Ia akan memiliki beban dari masa lalunya, dan berimbas ke masa depannya. Bukan tak mungkin, anak yang orangtuanya mengalami perpecahan akibat konflik perselingkuhan juga akan terkena dampaknya.
Dari hasil penelitian yang dilakukan Ana Nogales, penulis buku Parents Who Cheat: How Children and Adults are Affected When Their Parents Are Unfaithful, mengungkaokan bahwa 75 persen anak akan merasa dikhianati orangtuanya.
Dan 80 persen anak yang mengetahui perselingkuhan orangtuanya, akan berpengaruh pada hubungan dan cintanya di masa mendatang. Sedangkan 70 persen di antara mereka, akan sulit percaya dengan orang lain, terlebih dengan pasangannya kelak.
Menurut Jean Duncombe, sosiolog peneliti mengatakan bahwa anak sedewasa apapun ia akan jadi terlalu muda untuk mengetahui perselingkuhan yang terjadi.
"Bagaimanapun yang terjadi, perselingkuhan bukan merupakan urusan anak-anak," ujarnya dalam penelitiannya.
Anak-anak telah tumbuh besar dan percaya serta menurut dengan segala yang diperintah orangtuanya akan berbalik 100 persen.
Mereka merasa bahwa hidup tenang dan juga damai bersama keluarga, tidak selalu mengenai kesetiaan.
Untuk jangka panjangnya, anak-anak akan merasa bahwa harga dirinya direndahkan. Ia juga emrasa ditinggalkan karena orangtuanya menjalani egoism masing-masing. Bahkan sedekat apapun orangtua setelah berpisah karena perceraian, anak akan merasa kehilangan orangtuanya dalam berbagai aspek.
Baca Juga : Manjakan Penonton, Begini Penampilan Syahrini yang Nekat Ganti Baju di Pinggir Panggung Saat Konser
Jadi, bahkan jika orangtua mereka berpisah ketika mereka kecil, mereka tidak akan selalu menderita dampak penuh sampai mereka menjadi dewasa, dampaknya bisa terlihat sejak mereka mengetahui perselingkuhan orangtuanya.
Dampak itu dapat berkontribusi pada masalah pernikahan mereka kelak, termasuk urusan mereka sendiri.
Bisa jadi, masa lalu orangtuanya menghambat kemampuan mereka untuk membentuk hubungan yang langgeng di masa depan.
Fakta tersebut tentu sudah dibuktikan berdasarkan penelitian yang dilangsungkan secara teliti dan hati-hati.
Bahkan, hal itu pun sudah mulai terlihat di beberapa anak yang kedua orangtuanya bercerai karena salah satu selingkuh.
Meski berdampak buruk bagi masa depan anak-anaknya, perselingkuhan justru membawa berbagai hal positif bagi pasangan, lo Moms!
Bahkan, perselingkuhan dikatakan sebagai cara terbaik seseorang menyelamatkan hubungan asmara terbaiknya.
Mengapa begitu?
"Manfaat" Perselingkuhan Untuk Masa Depan
Mengetahui pasangan berselingkuh dan juga melakukan pengkhianatan rasanya memang sangat menyakitkan. Terlebih bila kita sangat menyayanginya, begitu pula dengannya.
Tetapi, perselingkuhan tak selalu membuat rumah tangga menjadi hancur berantakan. Ada beberapa sisi positif yang bisa diambil dari dampak perselingkuhan tersebut.
Seperti yang sudah pernah ditulis oleh Nakita.id, Jika perselingkuhan memberikan pengaruh buruk, tentu juga akan berdampingan dengan adanya dampak baik dari perselingkuhan itu sendiri.
Namun, kita perlu memiliki perspektif yang 'lebar' dalam melihat perselingkuhan tanpa melabeli atau melakukan generalisasi.
Karena mungkin saja kasus perselingkuhan itu justru menjadi awal bagi seseorang lahir dengan pribadi yang baru.
Bisa dilihat saja, cukup banyak orang yang berhasil keluar dari persoalan umum rumah tangga ini menjadi orang yang lebih baik lagi dalam ikatan perkawinan.
Ada sebuah kemesraan yang justru timbul setelah seseorang menyadari kekeliruan dalam menjalin hubungan gelap yang tersingkap.
Sebenarnya seseorang yang pernah selingkuh lalu menjadi sosok yang begitu mesra itu merupakan sikap yang lahir dari intropeksi diri atas apa yang terjadi.
Contohnya, sebuah kondisi di mana pasangan yang mungkin sempat terasing satu sama lain, kehilangan hubungan yang mesra, dan terjerumus dalam kebodohan, bisa bangkit kembali.
Selain itu, perselingkuhan juga bisa memicu perasaan takut kehilangan yang mungkin saja membuat orang menjadi sosok yang lebih baik lagi.
Sebagian mungkin juga menjadi pribadi yang lebih jujur dan terbuka akibat buntut perselingkuhan yang pernah dilakukannya.
Apa pun yang menjadi penyebab dan alasannya berselingkuh, adalah hal yang wajar ketika pasangan bertekad saling memperbaiki ketika menyadari adanya perselingkuhan di dalam perkawinan.
Baca Juga : Istri Sule Selingkuh Berujung Perceraian, Perempuan Terlahir Miliki Naluri Selingkuh Lebih Kuat!
Ingat, it takes two to tango, harus ada dua orang yang menari. Jadi, ketika ada perselingkuhan, tentunya semua pihak harus berinstropeksi.
Selanjutnya, perselingkuhan juga bisa mengembalikan keintiman dan membuat mereka lebih menjaga perkawinannya agar tidak hancur.
Intinya, proses pemulihan pascaperselingkuhan bisa memperkuat hubungan suami istri.
Jikalau perselingkuhan berujung pada perceraian, pasangan yang hatinya telah dikhianati juga pasti akan menjadi pribadi yang lebih berhati-hati.
Bila kemudian orang tersebut menikah lagi, dirinya mencoba mengerti yang diinginkan pasangan di perkawinan baru agar perselingkuhan tak terjadi lagi.
Melansir dari laman 360nobs, meyakini, perselingkuhan menggeser persoalan dari porsi yang sedemikian berat, hingga beranjak ke akar permasalahan.
Pada bagian ini, pasangan yang mengalami kondisi semacam itu dapat belajar tentang orang yang kesepian, hingga akhirnya sampai pada keputusan untuk tak mengakhiri perkawinan.
Dengan demikian, efek ketidaksetiaan dapat mengubah pernikahan dengan cara yang positif, yakni membawa pasangan lebih dekat, bahkan dibandingkan di masa-masa sebelumnya.
Kendati demikian, tentu saja, penyelesaian perselingkuhan semacam ini tak lantas meniadakan trauma, yang telah menodai ikatan suci pernikahan.
Proses pemulihan setelah perselingkuhan bisa menjadi proses yang sangat melelahkan dan bahkan berakhir dengan hancurnya perkawinan.
Meski bisa pula menjadi permulaan baru bagi hubungan yang lebih baik bila kedua belah pihak sama-sama menginginkan dan bekerja keras untuk bisa mewujudkan.
Tak hanya itu, kini berbagai dampak positif dari perselingkuhan akan dirinci oleh Nakita.id!
Melansir dari Psychology Today, berikut dampak positif perselingkuhan!
1. Mengetahui sifat asli pasangan
Saat beberapa orang memilih untuk berpisah di tengah perselingkuhan, banyak pula yang masih tetap ingin bersama dan menyelesaikan masalah mereka.
Ada beberapa orang yang mengambil hikmah dari perselingkuhan, dengan berterimakasih karena mengetahui sifat dan kekurangan pasangan masing-masing.
Mengoreksi apa saja yang kurang dalam rumah tangganya dan bagaimana kelebihan selingkuhan dapat dimanfaatkan untuk menjalani biduk rumah tangga yang lebih baik.
Sebaliknya, bagi mereka yang memilih berpisah, mereka mengetahui bahwa pasangan mereka bukanlah jodoh dan cerminan terbaik untuk dirinya.
Bagaimana pasangan menyikapi perselingkuhan yang kita lakukan juga dijadikan pilihan untuk menjalani hidup yang lebih baik.
Efeknya baru akan terasa dalam jangka panjang karena tertutup kesedihan yang menguasai ego.
2. Perempuan akan lebih kuat
Sebagai perempuan, baik melakukan tindak selingkuh atau diselingkuhi akan berdampak di beberapa hal.
Tetapi sesuai dengan penelitian yang dilakukan para peneliti Binghamton University dan University College London, perempuan menjadi akan lebih kuat.
Tak hanya bagi yang diselingkuhi, perempuan yang selingkuh juga cenderung mulai memperbaiki kesalahannya, berusaha membicarakan kekurangan dna meminta masukan pada orang lain, kemudian mereka bekerja dan juga hidup lebih baik dan menjadi pribadi yang kuat.
Ini karena berbagai kesalahan di masa lalunya yang membuatnya ingin untuk menyelaraskan kehidupannya lagi.
3. Memiliki intuisi yang kuat
Jika rumah tangga pasangan yang berselingkuh berakhir, mereka akan menemui titik terang bagi masa depannya.
Mereka akan menemukan jati diri dan mencari pasangan lain, atau hidup dengan pasangan yang ia kasihi lebih baik lagi.
Mereka akan sangat berhati-hati dan juga mengubah cara hidupnya agar tak terulang kesalahan dan mampu menjalani kehidupan jauh lebih baik.
Peneliti di Binghamton University menemukan bila perempuan yang tertipu pasangannya memiliki kecerdasan emosional yang lebih tinggi.
Mereka juga mampu mengungkap petunjuk hidup lebih cepat dari orang lain karena pengalamannya sempat dikhianati.
Mereka memiliki intuisi yang tinggi ketika merasa ada kejanggalan atau suatu hal yang salah pada kehidupannya.
4. Memiliki banyak relasi
Berpisah tentu akan menjadi masa yang paling menyakitkan bagi tiap pasangan. Baik di pihak bersalah ataupun dipihak korban, akan merasa sedih dan kehilangan.
Tetapi dengan adanya kesedihan, orang akan lebih terbuka dan mau berkomunikasi dengan orang-orang terdekat.
Baca Juga : Yeslin Wang Kaget Lihat Sifat Delon Ini Usai 3 Bulan Nikah, Pemicu Perceraian!
Mereka akan memiliki tingkat komunikasi yang lebih berat dan bermanfaat sehingga berpengaruh bagi kehidupan sosialnya.
Banyak orang yang ingin belajar bangkit darinya, banyak pula orang yang mendapat hikmah dari kisah hidup mereka.
5. Mampu memuaskan kebutuhan seksual
Setelah mengalami perselingkuhan, pasangan akan cenderung memperbaiki semua pola hidupnya, termasuk kebutuhan biologis yaitu kehidupan seksualnya.
Tak semua orang yang diselingkuhi akan menutup petualangan seksual mereka. Mereka justru akan lebih terbuka pada pasangannya di masa depan perihal petualangan seksualnya.
Mereka akan lebih bebas untuk mendapat kehidupan seksual dan memuaskan pasangan secara seksual.
Ini kerena mereka memiliki pikiran bahwa kecurangan yang dialaminya di masa lalu merupakan kesalahannya dalam memberikan kebutuhan seksual yang kurang maksimal.
Alasan perselingkuhan tidak selalu karena kepuasan seksual, tetapi kepuasan seksual sering dikaitkan dengan perasaan yang membutuhkan keintiman yang lebih baik.
Dalam pernikahan di mana pasangan memiliki rasa cinta mendalam dan sedikit keinginan untuk berpisah, tetapi telah lama kehilangan gairah seksual, perselingkuhan mungkin dapat menjadi cara 'mengisi celah' yang hadir dalam pasangan mereka.
6. Bahagia dan panjang umur
Meski terdengar sangat aneh, buntut panjang dari perselingkuhan berdampak pada kebahagiaan dan juga usia seorang pasangan, lo Moms!
Pasangan yang dicurangi lambat laun akan memaafkan kesalahan pasangannya.
Setelah itu, mereka akan mencari tahu tentang kesalahan dan perselingkuhan, dan hidup jauh lebih baik.
Bahkan mereka akan memaafkan dirinya sendiri dari rasa bersalah karena ia menjadi faktor yang membuat pasangannya selingkuh.
Lebih jauh dari itu, ketika seseorang memaafkan diri sendiri, kebahagiaan akan lebih mudah ia raih. Bahkan berbagai tekanan dalam kehidupan mampu ia singkirkan dengan adanya pikiran positif di dalam dirinya.
Bila seseorang mampu memposisikan pikiran positif, hormon serotonin dan oksitosinnya akan berperan baik dalam tubuhnya, sehingga mereka akan memiliki kebahagiaan.
Baca Juga : Gugun Gondrong Sempat Divonis Tumor Otak Lalu Alami Demensia, Tinggalkan Kebiasaan Ini!
Dampak panjangnya, mereka yang mempu mengendalikan emosi dan senantiasa berpikir positif memiliki kesempatan hidup lebih lama.
Ini karena hormon bahagianya seimbang dan mampu mengendalikan dirinya dari berbagai penyakit yang disebabkan oleh rendah dan buruknya hormon seseorang karena tidak hidup bahagia dan berada di bawah tekanan.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | psychology today,nakita.id,Bussines Insider |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR