Nakita.id - Trauma sama halnya dengan ketakutan, tapi ini bukan jenis ketakutan yang biasa, karena tingkatannya lebih tinggi dari ketakutan pada umumnya.
Bahkan trauma pada suatu hal atau kejadian dapat membekas dan amat mendalam sehingga sulit untuk dilupakan, khususnya bagi Si Kecil.
Misalnya Si Kecil pernah menyaksikan, mengalami, dan merasakan langsung kejadian yang secara aktual mengerikan, menakutkan atau mungkin hingga mengancam jiwanya.
Apabila Si Kecil sudah tumbuh trauma, maka akan timbul gejala seperti Si Kecil menolak pembicaraan hal yang membuatnya trauma, gampang marah, tak bisa berkonsentrasi, hingga tak mau berteman.
Baca Juga : Atasi Si Kecil Mengemut Makanan dengan Terapkan Hypnoparenting
Biasanya gejala ini muncul berulang dalam dalam waktu lama, karena dampak trauma pada Si Kecil sungguh luar biasa.
Karena bagaimana pun juga daya ingat atau memori Si Kecil bersifat menetap, sehingga bisa mengganggu tumbuh kembang dan juga caranya membangun relasi dengan orang lain dan lingkungan.
Menurut psikolog Fabioh Priscilla, M.Psi dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, ada banyak faktor yang memengaruhi proses penyembuhan trauma pada Si Kecil.
Antara lain tingkat stres Si Kecil itu sendiri dan pengaruh lingkungan di sekitarnya.
Baca Juga : Rio Dewanto dan Atiqah Hasiholan Pajang Foto Anak Chicco dan Putri, Gemasnya Keterlaluan!
"Jika daya tahan anak terhadap stres cukup kuat dan lingkungannya kondusif, maka proses mengatasi trauma akan lebih optimal. Jika tidak, anak akan terus terbenam dalam traumanya," jelas Fabioh beberapa waktu lalu.
Mengatasi trauma pada Si Kecil bukanlah proses instan, diperlukan waktu dan kesabaran dari orangtua untuk membantu Si Kecil keluar dari trauma yang dialaminya.
Jika Moms melihat ada gejala trauma pada Si Kecil, inilah beberapa hal yang dapat dilakukan.
Bawalah ke psikolog untuk mencari penyebab trauma yang dialami Si Kecil, jika sampai menganggu sekali, ada kalanya Si Kecil disarankan untuk ke psikiater guna dilakukan beberapa pengobatan medis.
Baca Juga : Sang Ibu Melawan Kanker, Anak Indro 'Warkop' Geram pada Warganet Akibat Ini
Lalu, terlepas dari dampak nantinya, biasanya dilakukan terapi berpikir atau cognitive behavior therapy (CBI), yaitu cara berpikir Si Kecil diubah menjadi positif.
Selain itu, Moms juga bisa ajarkan teknik relaksasi maupun meditasi untuk Si Kecil agar ia lebih tenang.
Pelan-pelan libatkan Si Kecil dalam kegiatan yang memungkinkan terjadinya pertemanan untuk saling berinteraksi atau berbagi keterampilan sosial, tentunya kegiatan itu pun harus sesuai dengan minatnya.
Terlibat dalam kegiatan membuat Si Kecil merasa dirinya berharga sehingga rasa percara diri dia dapat tumbuh.
Baca Juga : Inilah Bentuk Harapan Ringgo pada Bjorka yang Pupus di Tengah Jalan
Serta, Moms juga perlu membekali diri dengan pengetahuan menghadapi Si Kecil yang trauma agar tidak ikut terbawa.
Selain itu, bekal ini pun dapat membantu Si Kecil mengurangi traumanya.
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | Finna Prima Handayani |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR