Nakita.id - Banyak cerita memilukan kala terjadinya gempa dan tsunami palu kemarin Jumat (28/9).
Derai tangis warga Palu terpisah dengan keluarga hingga melihat keluarganya meninggal begitu menyayat hati.
Baca Juga : Gempa Tsunami Palu: Krisis Pangan, Warga Jarah Pusat Perbelanjaan
Melansir dari akun instagram @makassar_info yang mengunggah video satu keluarga berusaha keras menyelamatkan diri ketika diterjang tsunami.
Dalam video terlihat seorang ibu yang menggendong bayinya serta seorang laki-laki paruh baya berusaha merangkul keempat anggota keluarga lainnya.
Satu orang lagi yang memegang kamera berusaha merekam kepanikan keluarganya saat detik-detik tsunami hampir menerjang kediamannya.
Baca Juga : Gempa Tsunami Palu: Balita Terpisah dari Orangtuanya Ditemukan di Puing-puing Bangunan
Terlihat jelas mereka panik, ketakutan, dan bingung akan menyelamatkan diri kemana.
Sementara air sudah berada tepat di belakang dan seolah siap menerjang keluarga itu.
Mereka juga menyaksikan jelas bangunan gedung dan rumah di sekitarnya hancur karena terjangan tsunami.
Walau dalam keadaan genting itu, keluarga tersebut tetap berusaha melarikan diri, mencari tempat dan jalan yang aman seraya menyebut nama Allah.
Baca Juga : Gempa Tsunami Palu, Ternyata Roy Kiyoshi Pernah Ramalkan Bencana Dahsyat Indonesia 2018 Ini!
Peristiwa satu keluarga terjebak dalam terjangan tsunami itu terjadi di Jl Kanna, Manggis, Perumnas.
Video detik-detik mereka terjebak dalam terjangan tsunami dan kehilangan arah itu pun menyayat hati warganet.
Warganet penasaran dengan kondisi mereka sekarang, karena video tersebut terpotong dan tidak sempat memperlihatkan mereka berhasil menyelamatkan diri atau tidak.
@iam_meeme: Ada yg tau kabar mereka gmn skrg? Terutama si bayi.
@viny_septionita: Bagaimna kabar yg ada didlm video ini, insyaAllah selamat smua .aminn.
@mpangestu1927: Masih kepikiran bagaimana keadaan ibu yg gendong bayinya.
@east9239: Nyesek banget melihat nya.mudah mudahan mereka selamat ...amiin..
@claudyaest: Terus yg sekeluarga divideo itu gimana kabar mereka skrg?
Baca Juga : Nurrani 'Iqbaal' Ceritakan Ngerinya Gempa Tsunami Palu: Jangan Ditanya Dulu, Kami Masih Trauma
Baca Juga : Bocah 6 Tahun Selamat Setelah Nyaris Terseret Tsunami Palu, Begini Kisahnya Usai Dilaporkan Hilang!
Kisah menyayat hati korban gempa palu juga terjadi pada Yusuf, seorang kepala keluarga yang selamat dari bencana tapi menyesal tidak bisa selamatkan keluarganya.
Melansir dari Tribunnews.com, Yusuf menyesal dan sedih tidak bisa menyelamatkan istri dan kedua anaknya ketika gempa terjadi.
Salah satu anaknya yang bernama Nurul diketahui masih bertahan hidup dalam kondisi terjebak tertanam setengah badan selama 2 hari.
"Anakku sempat minta tolong waktu kejadian, saya disamping rumah saat gempa. Saya lari keluar dan tidak bisa lagi menyelamatkan ibunya dan dua anakku," kata Yusuf.
Petugas Basarnas sudah berusaha menyelamatkan Nurul yang tidak bisa keluar karena tubuhnya terjebak dalam kubangan air saat kejadian gempa.
Baca Juga : Hipertensi Paru Punya Dampak Serius, Catat Cara Pengobatan yang Tepat
Di samping dirinya terjebak, ada jenazah sang ibu, Risni yang sudah terendam air berasal dari air PDAM yang bocor.
Diketahui, Nurul mampu bertahan hidup lantaran pihak keluarga berusaha memberinya makan dan minum selama terjebak di dalam reruntuhan.
Kejadian tersebut di Komplek Perumnas Bola Roa yang termasuk lokasi terparah karena kondisi rumah warga sudah rata dengan tanah.
Baca Juga : [GloryStory] Hati–hati Berucap Pada Anak! #LovingNotLabelling
Bahkan bau bangkai mayat sejumlah orang yang tewas pun mulai menyengat di lokasi kejadian.
Seperti yang diketahui gempa berkekuatan 7,4 SR mengguncang Sulawesi Tengah Jumat (28/9) lalu hingga mengakibatkan tsunami yang menghantam Donggala, Palu dan Mamuju.
Akiba bencana gempa tsunami Sulteng tersebut ditemukan ratusan ribu jiwa tewas dan masih terus bertambah karena masih dalam proses pencarian.
Baca Juga : Gempa Tsunami Palu: Balita Terpisah dari Orangtuanya Ditemukan di Puing-puing Bangunan
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Penulis | : | Shevinna Putti Anggraeni |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR