Nakita.id - Istri dari presenter sekaligus aktor Indra Bekti tengah melakukan pengobatan penyakit TBC yang dideritanya.
Aldilla Jelita mengaku penyakit tersebut pertama kali diderita semasa kuliah di malaysia.
"Enggak tahu kenapa pas kuliah di Malaysia, sempat itu koma tiga hari, alhamdulillah masih dikasih jatah hidup sama Allah," ucap Aldilla didampingi Indra saat ditemui di Mal Kota Kasablanka, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (2/10/2018) dilansir dari Kompas.com.
Baca Juga : TBC Lebih Mematikan Dibanding Malaria dan HIV, Kata Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek
Karena sakit yang dideritanya, Aldilla tak boleh kelelahan.
Ia juga harus selalu meminum obat yang diberikan dokter.
Aldilla juga mengaku ingin melakukan program hamil dengan sang suami, namun harus melakukan pengecekan dulu apakah TBC-nya sudah benar-benar sembuh atau belum.
Baca Juga : Usai Jalani Proses Pengobatan Suaminya yang Hilang Ingatan, Kaditha Ayu Unggah Pesan Mengharukan
Aldilla mengatakan bahwa penyakit TBC menjadi salah satu faktor yang membuat calon bayi dalam kandungannya keguguran.
"Kemarin aku enggak ngecek, lalai, pas hamil anak kemarin ternyata aku ada penyakit ini, akhirnya aku kehilangan anak," imbuh Aldilla.
Ternyata, menderita TBC saat sedang hamil memang sangat berisiko, Moms.
Penyakit ini akan membuat kesehatan Moms menurun sehingga pertumbuhan janin juga jadi terhambat.
Baca Juga : Bayinya Berusia 4 Hari, Ini Potret Caca Tengker Pascamelahirkan
Selain berdampak pada pertumbuhan janin, tuberkulosis juga meningkatkan risiko kelahiran prematur.
Saat terjadi infeksi di saluran pernapasan, infeksi juga mungkin terjadi pada kelenjar getah bening.
Kemudian, kuman dapat berpotensi menyebar ke seluruh pembuluh darah dan dapat menimbulkan kontraksi rahim.
Hal ini akan meningkatkan risiko ketuban pecah, kelahiran prematur bahkan keguguran.
Bahkan jika fatal, ibu hamil bisa meninggal.
Ada 2 jenis TBC, laten dan aktif.
Baca Juga : Lakukan Ini Saat Makan Agar Berat Badan Turun Drastis dengan Mudah
TBC laten biasanya tidak disadari karena tidak dirasakan gejalanya.
Sedang TBC aktif memiliki gejala batuk berminggu-minggu, penurunan berat badan, dahak berdarah, serta berkeringat di malam hari.
Baik TBC aktif maupun laten sama-sama berbahaya bagi bayi.
-Berat badan bayi kurang
-Bayi yang lahir juga menderita TBC
-Tertular TBC setelah lahir jika Moms tidak menjalani pengobatan
Ibu hamil mungkin khawatir jika minum obat tuberkulosis akan membahayakan janin.
Namun faktanya, jauh lebih buruk jika Moms membiarkannya tidak diobati.
Beberapa obat TBC dapat menyebabkan cacat lahir atau masalah lain pada janin.
Tetapi dokter tentu tidak akan meresepkan obat-obatan tersebut jika Moms tengah hamil atau sedang program hamil.
TBC laten
Jika Moms tidak merasakan gejala tetapi tes menunjukkan bahwa Moms mengidap TB, dokter mungkin akan memberikan obat yang disebut isoniazid.
Baca Juga : Viral Foto Sampah Kemasan Sampo Tahun 80an, Kondisinya Masih Utuh!
Ibu hamil perlu meminumnya setiap hari selama 9 bulan atau hanya dua kali seminggu selama waktu itu.
Moms juga harus mengonsumsi suplemen vitamin B6 pada saat yang bersamaan.
TBC aktif
Biasanya, ibu hamil akan mendapatkan tiga obat pada awalnya: isoniazid, rifampin, dan etambutol.
Baca Juga : Bocah 5 Tahun Babak Belur Dianiaya Teman Ibunya, Diduga Pergoki Pelaku Merundung ART
Moms mungkin harus meminum ketiganya setiap hari selama 2 bulan.
Selama sisa waktu kehamilan, kemungkinan Moms hanya diminta mengonsumsi isoniazid dan rifampisin, baik setiap hari atau dua kali seminggu.
Jangan lupa untuk selalu berkonsultasi dengan dokter ya, Moms.
Baca Juga : Istrinya Semakin Drop, Indro Warkop dan Keluarga Kumpul di Rumah Sakit
Setelah si bayi lahir, Moms harus menyusui dengan aman, termasuk jika masih mengonsumsi obat TBC.
Tak masalah tetap minum isoniazid dan vitamin B6 saat merawat bayi yang baru lahir.
Meskipun beberapa obat akan bercampur ke dalam ASI, jumlahnya terlalu sedikit untuk menyebabkan gangguan pada bayi.
Baca Juga : Mau Pernikahan Langgeng? Bicarakan 8 Hal Ini dengan Pasangan Setiap Hari
Source | : | nakita,web md,kompas,Everyday Health |
Penulis | : | Kunthi Kristyani |
Editor | : | Nakita_ID |
KOMENTAR