"Penemuan ini memungkinkan peneliti melakukan analisis terperinci, menyimpulkan bahwa tumor paru-paru pada pasien Asia lebih kompleks daripada yang diperkirakan sebelumnya," kata Dr. Rahul Nahar, koordinator penelirian dikutip dari Kompas.com, Selasa (13/2/2018).
Di sisi lain, ternyata kanker paru tidak hanya menyerang orang tua saja, anak-anak pun bisa menjadi penderitanya.
Oleh karena itu, Kepala Subdirektorat Penyakit Kanker dan Kelainan Darah, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI, Niken Wasttu Palupi, mengimbau kepada orang dewasa untuk tidak merokok di dekat anak-anak.
Terlebih rokok mengandung 7000 zat kimia yang 69 diantaranya merupakan zat berbahaya.
"Zat rokok yang berbahaya masih menempel di naju perokok. Nikotin ini kalau dicuci belum tentu langsung hilang, bisa berbulan-bulan. Buang (baju) itu, seharusnya," tuturnya, melansir Kompas (7/2).
Nikotin juga bisa menempel di mana saja, seperti baju atau gorden di rumah.
Itulah mengapa orang dewasa sebaiknya berganti baju dan membersihkan dirinya sebelum berinteraksi dengan anak-anak.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR