Penggunaan yang terlalu dekat dengan payudara dan kelenjar getah bening membuat kemungkinan zat kimia antiperspiran terpapar ke payudara.
Kandungannya diserap kelenjar getah bening di bawah lengan sehingga menyebabkan konsentrasi racun yang tinggi dan bermutasi menjadi kanker.
Mengenai hal ini, belum ada bukti ilmiah yang menghubungkan penggunaan produk-produk ini dengan perkembangan kanker payudara.
Baca Juga : Menjadi Penyakit Mematikan, 7 Gaya Hidup Sehat Ini Efektif Kurangi Risiko Kanker Payudara
Di dalam deodorant memang terdapat aluminium sebagai bahan dasar dari antiperspiran, melansir laman Cancer.gov.
Senyawa ini menyebabkan tersumbatnya aliran keringat di saluran keringat, itulah mengapa deodoran dapat 'menghentikan' keringat sementara.
Sedangkan aluminium ini dapat diserap oleh kulit dan memiliki efek estrogen, zat yang meningkatkan pertumbuhan sel kanker payudara.
Meski sudah dilakukan berbagai penelitian, hingga kini belum ada penelitian yang mengonfirmasi efek merugikan aluminium dapat berkontribusi dalam peningkatan risiko kanker payudara.
Penelitian yang dilakukan pada 2002 silam pun menunjukkan hal yang sama, bahkan pada seorang perempuan yang bercukur dahulu sebelum menggunakan deodoran.
Studi ini telah didasarkan pada sebanyak 813 perempuan terkena penyakit ini dan 793 perempuan tanpa riwayat kanker payudara.
Baca Juga : Catat, Ini Pemakaian Deodoran dan Antiperspirant yang Tepat untuk Remaja
Source | : | nakita,tribunnews.com,cancer.gov |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR