"Dulu itu aku hidup miskin sama Arifin itu hidup berdua, dia ngamen, berjualan roti cari uang hanya untuk mengasih makan saya.
Terus kalau hamil besar, rumah cuman ngontrak satu kamar, dia bilang gini orang-orang bilang udah kasih orang aja," cerita Elly Sugigi awal mula memberikan anaknya pada orang lain.
Ia mengaku ada dua keluarga yang ingin mengambil anaknya Fitri pada saat itu.
"Ada dua pilihan saat itu. Satu ngasih rumah dengan uang 500 juta tapi habis melahirkan langsung diambil.
Satunya lagi tukang sayur boleh disusui dulu 15 hari, terus nanti setelah dewasa baru bisa lihat. Tapi ngga dikasih apa-apa, cuman uang jamu 500 ribu," tuturnya.
Elly Sugigi memilih tukang sayur menjadi orangtua angkat anaknya karena masih ada harapan untuknya bisa bertemu.
Baca Juga : Bang Tigor Beberkan Penyebab Cerai, Anak : 'Apa Papa Ngga Bisa Berumah Tangga?'
Bukan karena tak bertanggung jawab, Elly Sugigi memberikan anaknya itu murni karena desakan ekonomi.
"Dengan nitipin anak mungkin dia akan sekolah, bahagia, mampu tidak ikut kayak saya susah gitu," katanya.
Pasalnya ketika itu suami Elly Sugigi yang hanya memiliki penghasilan paling kencang Rp10 ribu per hari dan mereka perlu membayar sewa rumah Rp 200 ribu.
Di sisi lain, hubungannya dengan Arifin tak mendapat restu keluarga dan ia juga tak dekat dengan keluarganya sendiri.
"Punya (keluarga), cuman keluarga saya kan tidak mampu semua. Ngga ada yang bisa bantu dan saya tidak mau terbuka.
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Shevinna Putti Anggraeni |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR