Nakita.id - Saat seseorang mengalami keluhan sakit menelan, tenggorokan perih, tenggorokan kering, tenggorokan terasa panas, acap kali disebut radang tenggorokan.
Pertanyaannya, apakah ada penyakit radang tenggorokan?
Apakah karena tenggorokan merah lalu disebut radang tenggorokan?
Bukankah tenggorokan kita warnanya merah?
Baca Juga : Radang Tenggorokan Pada Anak Bisa Memicu Munculnya Gangguan Jantung
Moms, radang tenggorokan itu adalah sebuah bahasa atau istilah awam untuk infeksi yang menyerang tenggorokan kita.
Nah, infeksi tersebut bisa pharyngitis, jika infeksi hanya terjadi di tenggorokan, rhinopharyngitis jika infeksi terjadi di hidung dan tenggorokan, laryngitis jika infeksi mengenai pita suara, atau tonsillopharyngitis jika infeksi menyerang kelenjar amandel.
Jadi jika kita mengalami apa yang telah disebutkan di awal, sakit menelan, tenggorokan perih, panas, kering, berarti bukan sedang sakit radang tenggorokan.
Tapi, bisa pharyngitis, rhinopharyngitis, laryngitis, atau tonsillopharyngitis.
Memamg awam tidak bisa mendiagnosa sakit apa yang sedang dialami dari gejala yang timbul tersebut.
Tapi kita bisa mengetahuinya dari hasil diagnosa dokter.
Jadi jika kita ke dokter untuk berobat, jangan sampai pulang tidak membawa hasil diagnosa.
Baca Juga : Radang Tenggorokan Bikin Si Kecil Rewel, Ternyata Solusinya Mudah!
Karena diagnosa yang didapat dari hasil pemeriksaan itulah yang akan menentukan terapi atau pengobatan seperti apa yang harus didapat.
Kalau radang tenggorokan, tidak ada terapi atau pengobatannya.
Nah, sekarang sudah tahu kan jika tidak ada yang namanya penyakit radang tenggorokan.
Perlu diketahui, sudah menjadi hak pasien mengetahui apa hasil diagnosa dokter terhadap diri kita.
Jika saat itu dokter mengatakan radang tenggorokan, pasien mempunyai hak untuk meminta dokter memberikan hasil diagnosa yang benarnya.
Jadi bisa bilang ke dokter, “Oh, radang tenggorokan ya dok. Bahasa medisnya dari sakit saya ini apa ya dok?”
Baca Juga : Radang Tenggorokan Tidak Perlu Diobati
Setelah mendapat hasil diagnosa, jika kita tidak diminta segera masuk ruang rawat, sebaiknya tidak perlu saat itu juga menebus resep di apotik.
Penting diingat, infeksi pharyngitis, rhinopharyngitis, laryngitis, dan tonsillopharyngitis, umumnya disebabkan oleh virus yang tidak membutuhkan obat-obatan, apalagi antibiotik.
Dengan bekal diagnosa (bukan radang tenggorokan) kita bisa mencari tahu terlebih dahulu di internet apa yang sedang kita alami, terapi apa yang bisa dilakukan,.
Selayaknya, mencari tahu juga mengenai obat-obatan yang diresepkan, mulai dari kandungan obatnya, khasiatnya, hingga efek sampingnya, juga dosisnya.
Baca Juga : Kesalahan Berulang, Badai 'Kerispatih' Geram ke Stasiun Televisi: Ini Kesalahan Anda Kedua Kali!
Dari hasil mempelajari itu semua, jika kesimpulannya sakit yang dialami tidak memerlukan pengobatan spesifik atau lainnya, selain istirahat, mencukupi kebutuhan cairan tubuh, dan gizi, mungkin yang perlu kita beli cukup obat-obatan simtomatik, seperti parasetamol yang dikonsumsi saat deman, panas tinggi, badan ngilu-ngilu atau sakit-sakit.
Jika kita bisa melakukan hal ini, berarti kita termasuk pasien yang cerdas.
Ingat, yang berhak menentukan apa yang dimakan, diminum dan dilakukan pada diri ini adalah kita sendiri bukan oranglain. Catet ya!
Baca Juga : Berita Hoax Kesehatan: Panas Dingin Bukan Penyakit, Karenanya Tidak Ada Obatnya
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Source | : | WebMD,medicine.net,healthline.com |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR