Karena anak-anak di usia ini menghadapi tantangan transisi ke sekolah.
Tim peneliti menilai anak-anak untuk menentukan apakah mereka memiliki 'pola pikir berkembang', bahwa mereka percaya bisa menjadi lebih pintar dengan bekerja lebih keras.
Atau, Si Kecil justru memliki 'pola pikir tetap', yaitu mereka percaya kecerdasan tidak dapat berubah.
Baca Juga : Beli Kacamata Bisa 'Gratis' dengan BPJS Kesehatan, Catat Caranya Moms!
Anak-anak ini lalu diminta menyelesaikan tugas akurasi komputer yang serba cepat sementara aktivitas otak mereka direkam.
Selama perekaman, para peneliti mencatat bahwa aktivitas otak melonjak dalam waktu setengah detik setelah membuat kesalahan, ketika anak-anak terssbut sadar akan kesalahan mereka dan memberi perhatian lebih pada apa yang salah.
Semakin besar respon otak, semakin banyak anak yang fokus pada kesalahan.
Dari data yang dikumpulkan, para peneliti menyimpulkan anak-anak dengan 'pola pikir berkembang' jauh lebih mungkin memiliki respon otak yang lebih besar setelah membuat kesalahan.
Baca Juga : Awas, Air Kelapa Justru Berbahaya Bila Diminum Orang-orang Ini
Sehingga, mereka kemungkinan besar meningkatkan kinerja dengan lebih memerhatikan tugasnya setelah membuat kesalahan.
Source | : | Reader's Digest |
Penulis | : | Amelia Puteri |
Editor | : | Nakita_ID |
KOMENTAR