Sedangkan untuk garam kata Khaleghi, seperti yang dilansir dari laman Women's Health, pengaruh garam terhadap kesehatan justru lebih banyak diperdebatkan.
"Bagi kebanyakan orang sehat, jumlah garam yang seimbang akan mudah diproses, dan sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh, sementara jumlah yang berlebihan dapat berkontribusi pada masalah kesehatan jangka panjang," kata Khaleghi.
Saat ini untuk dietnya orang Amerika, direkomendasikan untuk mengonsumsi garam sebanyak satu sendok teh saja (kurang dari 2.300 mg) setiap hari.
Baca Juga : 6 Manfaat Luar Biasa Garam Selain Bumbu Dapur, Dari Atasi Ketombe Hingga Jeans Kusam
Namun rata-rata mereka justru mengonsumsi 3.400 mg natrium (selisih sepertiga sendok teh), menurut the Centers for Disease Control and Prevention.
Selama ini para ahli percaya bahwa natrium atau garam menyebabkan retensi cairan di dalam tubuh dan penumpukan tekanan di pembuluh darah, yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi.
Tekanan darah yang tak terkontrol justru akan menyebabkan penyakit seperti serangan jantung, stroke, masalah ginjal serta penglihatan.
Tetapi, sebuah studi pada 2014 silam, terhadap lebih dari 8.000 orang dewasa di Perancis menemukan bahwa konsumsi garam tidak berkaitan dengan tekanan darah sistolik pada pria maupun perempuan.
Mereka menganggap studi yang menghubungkan antara garam dan tekanan darah itu dibesar-besarkan.
Sedangkan dalam pembahasan Women's Health yang diterbitkan pada 2016 di mana membahas mengenai garam, tidak ada bukti yang dapat dipercaya bahwa natrium berkontribusi terhadap tekanan darah atau masalah jantung.
Source | : | Women's Health |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR