Hatinya makin teriris dan ia berusaha mengajak teman lainnya untuk terus berusaha mengevakuasi dengan metode lain.
Ia dan tim relawan yang ada berbagai tugas. Sebagian bertugas menggali lumpur dan beberapa menguras air yang keluar agar tak menutupi tubuh anak tersebut.
"Akhirnya saya menunduk dan berkata kita telah bekerja maksimal untuk mengeluarkan anak ini.
Namun Tuhan bekehendak lain, dengan hati yang sangat perih dan air mata tak dapat saya bendung mengatakan teman-teman saya mohon maaf hanya ini yang kita dapat lakukan," salah satu potongan curhatan seorang relawan.
Sayangnya, usaha mereka selama 2 hari dengan penuh tangisan untuk mengeluarkan jenazah batita dari timbunan lumpur tak membuahkan hasil.
Baca Juga : Royal Wedding Putri Eugenie, Ini 5 Kostum Tamu Undangan yang Curi Perhatian!
Semakin dalam mereka menggalinya justru makin deras air yang keluar dan terus mengubur tubuh batita tersebut.
Ia dan teman-teman relawan pun hanya bisa menyerah pada keadaan dan takdir Tuhan.
Dengan rasa bersalah bercampur tangisan sedih, akhirnya ia memilih jalan untuk mengubur sepenuhnya jasad batita itu sampai dengan tangan yang tersisa.
Tak lupa ia memberikan tanda di tempat batita itu terkubur dan mengirimkan doa dengan hati seperti tersayat karena tak dapat mengevakuasi.
"Saya mohon maaf sebesar-besarnya, kami telah berusaha maksimal mungkin bahkan 2 hari kami mencoba. Tapi mungkin Tuhan berkehandak lain. Saya mewakili tim yang ada pada saat itu memohon maaf," tulisnya lagi.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | |
Penulis | : | Shevinna Putti Anggraeni |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR