Melansir dari Kompas.com, para peneliti dari University of Michigan 2013 silam menemukan bahwa setelah kematian klinis terjadi pada tikus, aktivitas otak mereka benar-benar berkobar.
Hal itu menunjukkan adanya kesadaran yang melampaui tingkat yang pernah ditemukan pada hewan hidup.
"Alasannya jika pengalaman menjelang kematian berasal dari aktivitas otak, korelasi kesadaran saraf harus dapat dikenali pada manusia atau hewan bahkan setelah penghentian aliran darah dari serebal otak," kata Jimo Borjigin, ahli saraf yang terlibat di penelitian Science Alert.
Baca Juga : Tak Alami Siksaan, TKW Asal Sragen Ini Dianggap Cucu Oleh Sang Majikan
Peneliti mendeteksi hal itu ketika tikus diberi anestesi.
Lalu tikus percobaan itu menunjukkan gelombang aktivitas otak yang sinkron selama 30 detik.
Gelombang ini efek serang jantung yang diinduksi, hasilnya sesuai dengan pola terlihat pada otak yang terangsang.
Selama ini banyak orang beranggapan dengan aliran darah berhenti lalu mengakibatkan kematian klinis artinya otak secara bersamaan tidak berfungsi lagi.
Terancam Jadi Tersangka, Vadel Badjideh Bersumpah Tak Lakukan Apapun pada Anak Nikita Mirzani
Source | : | Kompas.com,tribunnews.com,Science Alert |
Penulis | : | Shevinna Putti Anggraeni |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR