Nakita.id - Kabar perkembangan Shakira Aurum yang kini masih dirawat di National University Hospital of Singapore diceritakan oleh sang nenek, Emilia Contessa.
Emilia merasa cucunya tersebut memperlihatkan perilaku aneh saat akan menjalani kemoterapi sebagai salah satu pengobatan kanker yang ia derita.
Shakira memang sudah berbulan-bulan menjalani pengobatan kanker setelah gadis itu divonis mengidap leukemia pada pertengahan 2018 lalu.
Baca Juga : 7 Hal Sepele Ini Ternyata Bisa Prediksi Karakter Anak Ketika Dewasa Kelak, Cek Sekarang!
Sejak saat itu, perkembangan Shakira selalu menjadi perhatian publik dan orang terdekat Denada.
Dilansir oleh Grid.id dari akun Youtube Trans 7 Official pada 15 Oktober 2018.
Emilia Contessa menceritakan perilaku Shakira yang berbeda dari biasanya.
"Kira-kira beberapa hari lalu saya baru kembali dari Singapur. Pertama untuk jenguk Shakira, kemudian yang kedua saya memang kebetulan operasi mata.
Saya agak terkejut gitu, karena pada waktu dia kemo besar, dia ngobrol gitu sama nurse, sama perawatnya gitu.
'Ooo, Shakira nggak ada di sini', dia bilang gitu.
Terus susternya liat dia, 'Shakira nggak ada di sini, terus Shakira ke mana?,' tanya susternya.
'Shakira lagi pulang ke Indonesia,' kata Shakira.
Baca Juga : Jika Shezy Idris Suatu Saat Dituduh Selingkuh, Begini Jawabannya yang Diluar Dugaan!
'Oh, oke, jadi yang di sini yang akan menjalani kemoterapi siapa ya?' tanya si perawat.
'E... Shalia', jawab Shakira.
Emilia menceritakan kalau Shakira menganggap dirinya sebagai sosok lain bernama Shalia.
Baca Juga : Kisah Zara dan Peter Phillips, Para Cucu Ratu Elizabeth yang Tak Punya Gelar Kerajaan
Tanpa mengerti maksud sang cucu, Emilia Contessa merasa kebingungan dan bertanya-tanya soal perilaku Shakira ini.
Pengobatan kanker memang membuat pasien penderita mengalami perubahan secara fisik maupun psikis.
Perubahan fisik jelas terlihat dari rontoknya rambut dan turunnya berat badan.
Baca Juga : Harus Keluarkan Biaya Banyak Demi Kesembuhan Anak, Denada Tambunan Merasa Sedih Karena Hal Ini
Namun, perubahan psikis atau mental hanya bisa dirasakan oleh pasien dan orang-orang terdekatnya.
Dilansir dari nccn.org, kanker dan pengobatannya bisa memengaruhi kesehatan mental sang pasien.
Dokter Paul Thielking, Asisten Profesor dari Huntsman Cancer Intitute University mengatakan kalau pengobatan kanker bisa menyebabkan kecemasan dan depresi.
Baca Juga : Menikah Tanpa Restu Orangtua, Begini Kabar Asty Ananta Setelah Dipersunting Pengusaha
Perubahan perasaan atau mood bisa langsung menyerang ketika pasien didiagnosa menderita kanker.
Atau perasaan tersebut baru muncul ketika menjalani perawatan untuk mengobati penyakit tersebut.
Kesehatan mental memang sulit untuk dideteksi, perubahan emosi tersebut bisa ditandai dengan perasaan sedih berlebihan, sulit konsentrasi, perubahan emosi mendadak, lelah, cemas, serta serangan panik.
Baca Juga : Bocah 4 Tahun Tewas dengan 1000 Luka, Pelakunya Kekasih Sang Mama
Orang sekitar bisa membantu penderita kanker untuk merasa lebih baik dengan memberikan dukungan.
Selain itu, bantuan medis seperti obat penenang dan penyediaan psikiater bisa membatu pasien kanker untuk melewati masa-masa sulit tersebut.
"Obat penenang biasa digunakan, dokter tidak merasa keberatan memberikan resep itu pada penderita kanker," jelas Thielking.
Baca Juga : Studi: Manusia Ternyata Mampu Mengenali 5000 Wajah Sekaligus!
Ia juga menjelaskan bahwa pemberian obat penenang bertujuan untuk mengobati insomnia, masalah konsentrasi dan kelelahan yang dialami oleh pasien kanker. (*)
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Grid.ID,nccn.org |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR