Nakita.id - Sekolah seharusnya menjadi lembaga pendidikan yang bisa mengayomi siswa-siswinya.
Tidak hanya mengajarkan ilmu alam dan sosial, sekolah juga menjadi tempat untuk mengajarkan keterampilan serta moral.
Namun baru-baru ini, sebuah sekolah di India justru membuat murid-muridnya menjadi trauma.
Baca Juga : Bocah SMP Dibunuh dan Jasadnya Dibuang ke Sungai Setelah Meremas Payudara Kekasih Sahabatnya
Hal ini lantaran sekolah tersebut mendapat serangan dari sekelompok orang tak dikenal.
Kejadian mengerikan harus disaksikan oleh puluhan murid Havanur Public School di Agrahara Dasarhalli, Karnataka, India.
Sekitar 20 anak melihat langsung kejadian kepala sekolahnya terbunuh di kelas mereka.
Kejadian bermula ketika Kepala Sekolah Havanur, Ranganath (60), dijadwalkan memberikan kelas tambahan untuk siswa kelas 10 pada Minggu(14/10/2018).
Kira-kira sekitar pukul 10.30, sekelompok geng beranggotakan 6 orang memaksa masuk ke kelas dan langsung menghabisi nyawa sang kepala sekolah.
Angggota geng ini langsung lari begitu melihat Ranganath telah meninggal.
Salah seorang pelaku, Muniraj berhasil dilacak polisi dan ditangkap di Mahalaxmi.
Ia sempat melawan dan melukai dua orang polisi dengan pisau ketika hendak ditangkap.
Namun polisi berhasil membekuknya setelah melepaskan satu tembakan untuk melumpuhkannya.
Baca Juga : Tingkah Usil Savannah dan Pangeran George di Pernikahan Putri Eugenie Jadi Sorotan
Muniraj kemudian menjalani perawatan di rumah sakit.
Hemanth Kumar, inspektur polisi yang menangkap Muniraj mengatakan penyerangan ini terjadi karena masalah sengketa lahan.
Dalang dari kejadian ini adalah Prasad, yang memiliki dendam terhadap Ranganath.
Dendam bermula ketika Ranganath menuduh Prasad telah merambah tanah milik sekolah.
Pengadilan setempat telah memutuskan agar bangunan di atas tanah yang dirambah segera dihancurkan.
"Prasad marah dengan ini dan merasa bahwa pembongkaran itu dilakukan atas desakan almarhum. Untuk alasan ini, dia memutuskan untuk membunuh Ranganath," kata Kumar.
Selain Prasad dan Muniraj, polisi telah menemukan 2 pelaku lainnya, Shrinivas dan Mahesh.
Sedangkan 2 pelaku lainnya belum dapat diidentifikasi.
Baca Juga : Putri Eugenie Resmi Menikah, Begini Kisah Asmara Sang Kakak yang Kandas Setelah 10 Tahun Pacaran
Tak terbayang bagaimana trauma yang dialami 20 bocah remaja yang menyaksikan peristiwa pembunuhan tersebut secara langsung.
Jika tak segera mendapat penanganan, trauma di masa remaja bisa mempengaruhi kehidupan mereka ke depannya, terutama untuk perempuan.
Sebuah studi dari University of Pennsylvania menemukan bahwa perempuan yang mengalami dua atau lebih peristiwa traumatis dua kali lebih mungkin mengalami depresi besar selama peri-menopause dan menopause.
Bobo Fun Fair dan Jelajah Kuliner Bintang Jadi Ajang Nostalgia di Uptown Mall BSBCity Semarang
Source | : | Forbes,hindustantimes.com |
Penulis | : | Kunthi Kristyani |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR