Pemilik kondisi Harlequin ichthyosis akan sangat rentan terhadap panas karena pertahanan tubuh (kulit) yang pecah-pecah sehingga sulit mencegah hilangnya panas.
Jika dibiarkan terus menerus hal ini dapat menyebabkan hipertermia.
Selain itu, Harlequins ichthyosis sering mengalami dehidrasi karena kulit mereka tidak cocok untuk menjaga air masuk.
Pada tahap ini perawatan antibiotik mungkin diperlukan untuk mencegah infeksi pada kulit.
Sebagian besar bayi dengan kondisi Harlequin ichthyosis akan membutuhkan perawatan di rumah sakit untuk seminggu pertama kehidupannya.
Biasanya kulit dengan kondisi Harlequin ichthyosis ini akan berangsur pecah dan terkelupas selama beberapa minggu.
Saat terkelupas, kulit akan kering, memerah, dan ditutupi sisik tipis besar.
Baca Juga : Berita Kesehatan Terbaru: Sayur dan Buah Bukan Menu Utama MPASI
Di masa lalu, kondisi Harlequin ichthyosis ini bisa fatal karena dehidrasi, infeksi (sepsis), atau terbatasnya bernafas atau penyebab terkait lainnya.
Penyebab kematian yang paling umum adalah infeksi sistemik dan penderita jarang bertahan selama lebih dari beberapa hari.
Namun, kini telah ada perbaikan dalam perawatan.
Formula perbaikan penghalang kulit yang mengandung ceramide atau kolesterol, pelembab dengan petrolatum atau lanolin, dan keratolytics ringan (produk yang mengandung asam alfa-hidroksi atau urea) dapat berfungsi untuk menjaga kulit tetap lembab dan lentur, serta mencegah retak dan pecah-pecah yang dapat menyebabkan infeksi.
Kasus iktiosis berat dapat diobati secara sistemik dengan retinoid oral.
Retinoid hanya digunakan pada kasus iktiosis berat karena toksisitasnya yang diketahui dan komplikasi lain.
Agar lebih jelas, sebaiknya konsultasikan perawatan yang tepat pada dokter yang berpengalaman.
Baca Juga : Nurbaeny Janah Asisten Pribadi Cantik Hotman Paris, Digaji 20 Juta per Bulan Bonusnya Mercedes Benz
Dorong Bapak Lebih Aktif dalam Pengasuhan, Sekolah Cikal Gelar Acara 'Main Sama Bapak' Bersama Keluarga Kita dan WWF Indonesia
Source | : | Kompas.com,firstskinfoundation.org,rarediseases.org |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR