Nakita.id - Sebuah sekolah telah melarang murid-muridnya membawa tas karena alasan kesehatan dan keamanan yang menyebabkan beberapa siswa menjadi lebih kreatif dalam cara mereka membawa buku-buku sekolahnya.
Jacob Ford (17) tidak setuju dengan kebijakan di sekolahnya, Spalding Grammar School, karena mereka diperintahkan untuk tidak membawa tas antar kelas.
Sekolah tersebut menyatakan bahwa tas dapat membuat murid yang lebih muda cedera karena selalu membawa tasnya di pundak.
Baca Juga : Guru Merundung Siswa Berusia 6 Tahun, Orangtua 'Ngamuk' di Sekolah Hingga Bentrok dengan Polisi
Sebaliknya mereka dianjurkan untuk membawa buku dengan tangan di antara pelajaran.
Sebelumnya tas tidak diizinkan untuk tahun ke tujuh hingga 11, tetapi sampai tahun ini tidak diizinkan untuk murid tahun ke enam.
Jacob melakukan protes diam-diam dengan menggunakan keranjang anyaman dan microwave sebagai langkah awal setelah murid-murid membuat petisi.
Dia juga menulis esai 3.000 kata yang katanya dapat membuat sebuah kompromi dengan pihak sekolah.
Jacob akhirnya diskors selama dua hari setelah dia menolak untuk menyerahkan ponselnya, padahal ponsel itu digunakan untuk menjaga ibunya, Tracy, untuk tahu keadaan ibunya yang masih dalam dirawat.
Ibunya berkata, "saya pikir protesnya Jacob telah dilakukan secara damai dan saya percaya bahwa dia seharusnya mendapatkan perhatian (dari pihak sekolah)."
Pada akhirnya, aku percaya pada kebebasan berbicara dan aku sangat bangga padanya karena bertahan untuk sesuatu yang dia yakini. Microwave atau tidak ada microwave."
Beberapa hari setelah aturan diberlakukan, petisi dimulai secara online.
Hannah Catterall, yang memulai petisi, mengatakan, "dengan tidak mengizinkan memakai tas, siswa tidak dapat membawa materi revisi ke sekolah dan dari sekolah dengan mudah dan oleh karena itu nilai dapat menurun secara dramatis."
Baca Juga : Hadiri Acara Spesial Ibu di Sekolah Putranya, Bapak Tunggal ini Buat Satu Ruangan Menangis
Petisi itu dihapus beberapa hari kemudian setelah mendapatkan 463 tanda tangan.
Bridget Allan, yang memiliki dua anak di sekolah itu, mengatakan, "saya marah ketika saya mendengar tentang larangan itu."
"Saya pikir itu konyol. 'Bagaimana bisa kau sampai ke sekolah tepat waktu dengan semua buku yang tepat'. Ini adalah sesuatu yang semua gadis dan guru perempuan bicarakan," sambungnya.
Noah Leatherland berkata, "sepertinya saya keluar tepat pada waktunya, aturan yang benar-benar konyol."
Clair Thacker menambahkan, "anak saya menghadiri sekolah ini dan saya sama sekali tidak menyadari aturan absurd ini."
"Mengingat kebanyakan murid di tahun ke enam berjalan ke dan dari sekolah atau menaiki transportasi umum, tentunya staf lebih suka pekerjaan sekolahnya itu disimpan dengan cara yang aman dan siswa memiliki semua yang mereka butuhkan bukan?"
Situs web sekolah menguraikan kebijakan seragam bagi murid tahun keenam untuk siswa laki-laki dan perempuan, tetapi tidak menyebutkan tas sama sekali.
Kepala guru Steven Wilkinson mengatakan kepada Spalding Today bila, "fakta-fakta yang telah disajikan jauh dari gambaran lengkap."
"Kami memiliki siswa yang telah berperilaku dengan cara yang semakin tidak pantas, tindakan-tindakan yang tidak pernah saya saksikan, dan yang telah disetujui sepenuhnya sesuai dengan kebijakan sekolah."
"Yang paling mengecewakan saya adalah kenyataan bahwa, daripada bekerja dengan kami, orangtua yang bersangkutan telah mendorong dan sekarang berusaha untuk mendukung perilaku putranya."
Baca Juga : Tak Disangka, Tukang Pijit Jalanan Jadi Pendiri Sekolah, Kok Bisa?
Source | : | Metro |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR