Peneliti asal Amerika juga mempelajari fenomena serangkaian kasus 28 anak yang menderita kekerasan fisik, penelantaran , penyiksaan, dan penganiayaan psikologis, seperti meneror dan mengisolasi.
Berjudul "Child Torture as a Form of Child Abuse," studi ini mencakup kasus-kasus di mana anak-anak diperlakukan tak manusiawi, seperti tak diberi makanan karena tengah dihukum, dipaksa minum air toilet, kelaparan kronis, dengan semua akses ke makanan di rumah terkunci, dicekik sampai pingsan, ditikam dengan pisau, dibakar, dan dipukul kepalanya dengan benda-benda logam dan tongkat bisbol.
Penelitian yang diterbitkan pada tahun 2014 dalam Journal of Child and Adolescent Trauma , menemukan bahwa 36 persen dari anak-anak ini meninggal akibat penganiayaan dari orangtuanya dan penyiksaan bisa berlangsung hingga delapan tahun.
Dikutip dari Psychology Today, para peneliti menemukan adanya perbedaan kontras antara pelecehan dengan penyiksaan.
Biasanya, pelecehan dilakukan atas dasar kemarahan yang berlebihan dan kehilangan kendali diri oleh orangtua, dimana mereka seharusnya bertanggung jawab atas keselamatan anak.
Penyiksaan lebih lama dan dirancang untuk menetapkan dominasi dan kendali atas jiwa seorang anak. Penyiksaan dilakukan untuk "mematahkan" seseorang secara fisik dan psikologis.
Diperkirakan bahwa 1 hingga 2 persen anak-anak yang dievaluasi untuk pelecehan di AS sebenarnya merupakan kasus penyiksaan, dimana 93 persen anak-anak dipukuli, 21 persen mengalami patah tulang, 89 persen sangat terisolasi, 61 persen secara fisik terkendali, dan 89 persen dibatasi dari makanan atau air.
Baca Juga : Berita kesehatan akurat: Tidak atau Kurang Subur? Tenang, Ada Obatnya
Lebih lanjut, ancaman kematian yang spesifik dibuat menjadi 32 persen, dan hampir semua anak secara medis diabaikan, namun separuh memiliki riwayat rujukan sebelumnya untuk layanan perlindungan anak.
Seorang anak berusia 14 tahun yang diteliti dalam penelitian ini melaporkan dipaksa makan kecoak, laba-laba, dan serangga lain sebagai bentuk hukuman, termasuk upaya oleh keluarga untuk mencekoki tikus mati. Ayahnya mengikat tangannya di belakang punggungnya, menempelkan kantong plastik di atas kepala dan badannya, dan mengancam akan menenggelamkannya.
Ciri-ciri orangtua yang melakukan pelecehan atau kekerasan kepada anak
Peneliti studi penyiksaan anak yang bernama Barbara Knox mengungkapkan, bahwa sebagian besar pelau penyiksaan anak akan mengisolasi anaknya dari dunia luar.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Time,nakita,psychology today,parent,kompas,Tribun Manado |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR