89 persen anak korban penyiksaan diisolasi dari orang-orang di luar keluarga dekat dan 75 persen bahkan mengalami kurungan isolasi. Isolasi sosial ini biasanya melibatkan mencegah anak menghadiri sekolah atau penitipan anak. Isolasi itu biasanya disertai perlakuan kasar baik dari segi fisik dan mental kepada anak.
Dalam sebuah penelitian yang disebut "Invisible Children," Committe Child Abuse and Neglect (CCAN) dari North Carolina Pediatric Society menyelidiki apakah beberapa korban anak melarikan diri karena mereka belajar di rumah (homeschooling).
Para penulis studi ini berpendapat bahwa penganiayaan anak dapat hadir dengan dalih homeschooling, tetapi mereka juga mengakui bahwa menghubungkan kekerasan anak dengan homeschooling dapat menyebabkan diskriminasi , pelanggaran hak-hak orang tua, dan pelanggaran privasi.
Namun, homeschooling dapat menjadi sinyal bahwa orang tua memiliki pandangan yang sangat berbeda dari masyarakat lainnya tentang bagaimana anak-anak harus dididik.
Salah satu kemungkinan adalah bahwa beberapa orang akan memiliki pandangan yang lebih otoriter, yang mengarah ke lebih banyak kekerasan ketika mendisiplinkan atau mengendalikan anak-anak.
Mengapa orangtua tega menyiksa anak?
Sebelum tragedi yang menyiksa Jessica, dunia sempat digemparkan dengan beberapa kejadian mengerikan penyiksaan yang dilakukan orangtua kandung.
Sepasang suami istri bernama David Turpin dan Louise Turpin tega memenjarakan anaknya yang berjumlah 13 anak dan membiarkan mereka kelaparan. Bahkan, sang anak tidak diizinkan untuk menggunakan toilet, sehingga mereka hidup dengan kotorannya sendiri.
Penyiksaan yang dilakukan David dan Louise berlangsung selama bertahun-tahun, sehingga anak mereka kurus kering.
Baca Juga : Seorang Pria di Cina Melamar Kekasih Dengan Mobil Lamborghini Namun Ditolak, Ini Alasannya
Tindakan suami istri tersebut akhirnya mendapat ganjaran dengan menjadi tahanan kepolisian.
Lalu, mengapa orangtua seperti OS atau David Turpin tega menyiksa anak sendiri?
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Time,nakita,psychology today,parent,kompas,Tribun Manado |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR