Nakita.id - Sebagai orangtua, sudah seharusnya buah hati bisa terlindungi dari hal berbahaya.
Namun hal itu nampaknya tak berlaku pada pasangan ini.
Seorang bayi berusia 10 bulan secara tak sengaja menelan daun ganja, sehingga mengalami koma.
Karena kejadian tersebut, orangtua bayi langsung ditahan pihak kepolisian.
Melansir Kompas.com, pasangan asal kota Saint-Priest, Prancis itu datang ke rumah sakit pada Kamis (25/10/2018) setelah bayi mereka tak sengaja menelan ganja.
Setelah menjalani pemeriksaan, sang ibu dibebaskan sementara sang ayah mengakui pada polisi bahwa ia pemakai ganja.
Baca Juga : Susu Kental Manis Sempat Jadi Polemik, BPOM Keluarkan Peraturan Ini
Setelah menjalani pemeriksaan, pria ini juga dibebaskan namun tetap harus hadir di persidangan pada Maret tahun depan.
Sementara itu, bayi malang tersebut masih dirawat di rumah sakit dan kondisinya sudah mulai membaik.
Bukan pertama kali, kasus serupa ternyata pernah terjadi di Prancis pada April lalu ketika seorang bayi mengalami keracunan karena menghirup asap ganja.
Tim medis saat itu langsung bersiaga di rumah sakit Armand-Trousseau, Paris saat bayi perempuan itu dibawa ke ruang gawat darurat.
Polisi memeriksa kedua orangtua bayi, namun keduanya tidak bisa menjelaskan bagaimana bayi mereka bisa terpapar asap ganja.
Dalam pemeriksaan terungkap, kedua anak lain pasangan ini yang berusia dua tahun dan empat tahun juga terpapar ganja dan narkoba lainnya.
Baca Juga : Wahai Pengantin Baru, Lakukan Kebiasaan Baik Untuk Sperma dan Hormon Ini Untuk Dapat Momongan
Pasangan suami istri itu tidak ditahan setelah diperiksa, tetapi diharuskan menjalani sidang pengadilan.
Setelah menjadi perdebatan panjang, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah memutuskan bahwa cannabidiol (CBD) boleh dipergunakan sebagai obat dalam dunia medis dan hukumnya legal.
Cannabidiol sendiri adalah obat yang dibuat dari ekstrak ganja atau mariyuana, yang digunakan sebagai obat-obatan untuk beberapa penyakit.
Legalisasi ganja memang telah menyebar ke berbagai negara seperti Amerika Serikat, Amsterdam, dan Kanada yang baru-baru ini telah melegalkan penggunaan ganja.
Sebelumnya, para peneliti di WHO berdebat selama berbulan-bulan untuk memastikan khasiat dan efek samping yang mungkin ditimbulkan dari pemakaian ganja untuk kepentingan medis ini.
Laporan yang diterbitkan pada 13 Desember 2017 ini kemudian menyatakan beberapa khasiat ganja medis untuk dunia pengobatan.
Contohnya, CBD akan berguna dalam pengobatan kanker, epilepsi, alzheimer, parkinson, dan beberapa jenis penyakit lainnya.
Baca Juga : Kanker Tulang Renggut Nyawa Sang Ayah, Nia Ramadhani Dapat Wasiat Agar Tak Lakukan 2 Hal Ini!
WHO juga menegaskan bahwa penggunaan CBD jika sesuai dengan petunjuk dokter tidak akan menimbulkan ketergantungan dan tidak berisiko terhadap keselamatan pasien.
Kendati begitu, WHO tetap meminta seluruh dokter untuk membatasi penggunaan CBD dan bukan menggunakannya sebagai obat-obatan utama yang bisa diresepkan ke semua orang.
WHO juga masih akan terus melakukan penelitian lanjutan untuk memastikan secara keseluruhan zat yang tedapat dalam ganja yang rencananya akan dilakukan tahun ini.
Dalam laporan yang sama, WHO juga memberi instruksi untuk membatasi obat jenis fentanyl yang biasa digunakan di Amerika karena obat tersebut menyebabkan kematian beberapa penggunanya yang mengalami kecanduan.
Juru bicara WHO mengatakan, “Ada peningkatan minat dari negara-negara anggota dalam penggunaan ganja untuk indikasi medis termasuk untuk perawatan pengobatan.”
Bukti terbaru dari uji coba pada hewan dan manusia menunjukkan, penggunaan CBD dinilai dapat menjadi terapi untuk kejang karena epilepsi dan kondisi terkait.
Ganja medis dalam CBD ini dalam dosis yang sangat tepat dan tidak menginduksi, sehingga pengguna tidak akan mengalami overdosis dan kecanduan seperti layaknya narkotika.
Baca Juga : Sempat Rasakan Pahit Manisnya Hidup, Intip Kediaman Mona Ratuliu yang Super Nyaman
Menanggapi penelitian tersebut, Raul Elizade, seorang ayah dengan anak yang memiliki gangguan epilepsi parah di Meksiko menyatakan ia merasa senang dengan keputusan WHO ini.
Sebelumnya, Elizade telah mengusulkan pada pemerintah Meksiko untuk melegalkan penggunaan ganja sebagai pengobatan agar putrinya bisa mengakses CBD.
Grace, putri sulungnya menderita gangguan epilepsi selama bertahun-tahun dan itu menyebabkan dia mengalami kejang hingga ratusan kali dalam sehari.
Setelah semua pengobatan medis dan upaya alternatifnya tidak membuahkan hasil, Raul kemudian mencoba menggunakan CBD untuk anaknya.
Hasilnya, Grace sangat tertolong dan hanya mengalami beberapa kali kejang, kesehatannya pun berubah menjadi jauh lebih baik.
Elizade tidak pernah menyangka harus berdekatan dengan ganja setiap hari, namun menurutnya daun tersebut amat membantu meningkatkan kualitas hidup puteri kesayangannya.
Baca Juga : Jangan Kaget Moms, 6 Hal ini Akan Terjadi Pada Organ Intim Setelah Melahirkan
Elizade sebagai orang yang telah menggunakan CBD juga setuju terhadap keputusan WHO untuk membatasi peredaran ganja medis meski sekarang sifatnya legal.
Ia menambahkan, anaknya kini mengonsumsi ganja layaknya konsumsi suplemen kesehatan namun hanya digunakan dalam keadaan mendesak.
Playground of Nusa Nipa Sekolah Cikal, Gaungkan Pentingnya Jaga Harmoni antara Alam dan Sesama Makhluk Hidup
Source | : | Daily Mail,Mirror.co.uk |
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR