Para ahli gizi lain skeptis dengan keberhasilan program ini mengingat perubahan pola makan tiba-tiba bisa menyebabkan rasa lapar berlebih, ditambah ada risiko makan berlebihan dan mengonsumsi makanan tidak sehat setelah periode puasa 16 jam berakhir.
Ini sebenarnya bisa menjadi bumerang dan menyebabkan beberapa orang malah bertambah berat badannya.
Baca Juga : Catat! 10 Tanda Ini Akan Dialami Tubuh Saat Mendekati Menopause
Mempertahankan diet ini juga bisa sulit, terutama ketika Moms dikelilingi oleh makanan (mungkin, di pesta larut malam) selama periode puasa.
Makanya, kebanyakan ahli gizi dan dokter lebih menyarankan untuk diet yang bersifat individu, yakni setiap orang patuh membuat jadwal yang sesuai untuk gaya hidup dan rutinitas harian tanpa memiliki hubungan yang 'tegang' dengan makanan.
Baca Juga : Cuaca Dingin Bisa Memengaruhi Risiko Serangan Jantung? Ini Faktanya!
"Ide berpuasa bagus dilakukan. Namun meski beberapa penelitian telah menunjukkan beberapa manfaat potensial untuk intermittent fasting, sebagai ahli diet dan pelatih kesehatan yang berfokus pada pendekatan gaya hidup yang berkelanjutan untuk kesehatan, saya tidak 100% setuju dengan rekomendasi bahwa seseorang tidak boleh makan dalam jangka waktu yang lama," tulis ahli diet, Jessica Cording.
Source | : | Medical Daily |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR