Nakita.id - Di Indonesia, kerokan telah menjadi terapi komplementer yang sering digunkan untuk mengatasi masalah kesehatan tertentu.
Kerokan disebut Gua Sha dalam Pengobatan Tradisional Cina (TCM).
Kerokan adalah salah satu terapi eksternal non-medis yang berfokus pada titik akupuntur.
Baca Juga : Turis Asing Syok Lihat Punggungnya Merah Usai Kerokan, Begini Cerita Akhirnya!
Kerokan biasanya menggunakan koin atau benda dengan permukaan halus untuk meningkatkan petechiae (bintik merah) dan ekimosis (memar).
Berbagai penelitian menyebutkan manfaat kerokan, seperti efek penghilang rasa sakit pada mialgia (nyeri otot) dan nyeri kronis.
Kerokan juga dapat memperbaiki stasis darah (penyumbatan darah) dan peradangan.
Meskipun beberapa laporan menunjukkan efek samping terapi kerokan dalam praktek klinis dan eksperimental, namun mekanismenya masih belum jelas.
Baru ini Tian et al, melakukan penelitian tentang kerokan dan hubungannya dengan suhu lokal dan volume perfusi darah pada subjek sehat.
Hasilnya, setelah kerokan 23 subjek (100%) dilaporkan merasa lebih hangat disertai dengan sedikit rasa sakit di daerah gesekan.
Baca Juga : Catat Berbagai Tanda Kehamilan 9 Bulan yang Normal Terjadi Moms
Mereka semua merasa rileks dan nyaman setelah kerokan meski kulit menjadi sedikit merah, dan kemudian hyperaemia subkutan (kemerahan kulit).
Dilansir dari kompas.com, Guru Besar dari Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Prof Didik Gunawan Tamtomo juga mengungkap mengenai manfaat kerokan.
Penelitian itu dilakukan sepanjang tahun 2003-2005. Salah satu tahap penelitian Didik yaitu penelitian biomolekuler.
Penelitian biomolekuler dalam penelitian ini yakni pemeriksaan darah dari orang yang kerokan dan orang yang tidak kerokan.
Didik mengumpulkan sejumlah orang dengan kondisi serupa, seperti berat badan, usia, dan mengalami nyeri otot sebagai salah satu ciri ”masuk angin”.
Baca Juga : Dampak Jatuhnya Lion Air JT 610, Begini Cara Kabarkan Berita Sedih Pada Anak
Semua responden adalah perempuan karena mereka dinilai lebih suka kerokan daripada laki-laki.
Para responden dibagi dalam dua kelompok dan menjalani pemeriksaan darah.
Kelompok pertama kemudian dikerok, sedangkan kelompok kedua tidak.
Seluruh responden selanjutnya diperiksa lagi darahnya. Ada empat hal yang diamati, yakni perubahan kadar endorfin, prostaglandin, interleukin, serta komplemen C1 dan C3.
Hasilnya, kadar endorfin orang-orang yang dikerok naik signifikan.
Peningkatan endorfin membuat mereka nyaman, rasa sakit hilang, lebih segar, dan bersemangat.
Baca Juga : Berendam Air Panas Bisa Menyebabkan Keguguran, Begini Penjelasannya!
Kadar prostaglandin turun. Prostaglandin adalah senyawa asam lemak yang antara lain berfungsi menstimulasi kontraksi rahim dan otot polos lain serta mampu menurunkan tekanan darah, mengatur sekresi asam lambung, suhu tubuh, dan memengaruhi kerja sejumlah hormon.
Di sisi lain, prostaglandin ini menyebabkan nyeri otot.
Penurunan kadar prostaglandin membuat nyeri otot berkurang.
”Adapun perubahan komplemen C3, C1, dan interleukin yang menggambarkan adanya reaksi peradangan tidak signifikan,” kata Didik.
Singkat kata, terapi tradisional ini memberikan kenyamanan pada saat Moms menderita gejala sakit perut, 'masuk angini' atau kedinginan.
Namun untuk penyembuhan penyakit tertentu, tampaknya masih diperlukan penelitian lebih lanjut. (*)
Source | : | ncbi.nlm.nih.gov |
Penulis | : | Nia Lara Sari |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR