Baca Juga : Berita Kesehatan: Dokter Tidak Sarankan Ibu Hamil Makan Durian, Ini Alasannya!
Komplikasi polihidramnion
Seperti disebutkan sebelumnya, polihidramnion ringan biasanya tidak menyebabkan komplikasi. Tetapi dalam kasus yang parah, ada risiko tertentu, termasuk:
- Janin lahir prematur
- Solusio plasenta (plasenta yang terlepas dari dinding rahim sebelum melahirkan)
- Perdarahan postpartum
- Prolaps tali pusar (tali pusar jatuh keluar dari vagina sebelum janin lahir)
- Kelahiran mati.
Baca Juga : Asam Folat Penting Untuk Pertumbuhan Janin, Ini 4 Makanan yang Sebaiknya Dikonsumsi
Pengobatan untuk Polihidramnion
Polihidramnion dapat diobati dengan secara teratur menguras air ketuban dari rahim.
Prosedur ini memang membawa risiko komplikasi, jadi dokter akan menimbang untung dan ruginya.
Polihidramnion juga dapat diobati dengan obat yang mengurangi jumlah urin yang dihasilkan janin.
Obat ini berisiko merusak jantung bayi, jadi ibu hamil perlu melakukan pemeriksaan rutin untuk memantau detak jantung janin.
Baca Juga : Berita Kesehatan Akurat: Demam Berdarah alias DBD Incar Anak, Kenali Penyakitnya Penanganan Tepat
Dalam beberapa kasus polihidramnion berat, dokter mungkin memutuskan bahwa tindakan terbaik adalah menginduksi persalinan lebih awal, pada 37 minggu, atau bahkan lebih cepat.
Kasus polihidramnum ringan dapat diobati dengan tirah baring.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | American Pregnancy Association. |
Penulis | : | Nia Lara Sari |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR