Nakita.id - Cairan ketuban atau disebut cairan amnion merupakan cairan yang melindungi dan menopang saat janin tumbuh di dalam rahim.
Namun, saat cairan ketuban ini berlebih juga dapat membahayakan janin lo, Moms.
Cairan ketuban yang berlebih dalam ilmu kedokteran disebut polihidramnion.
Baca Juga : Dokter Kandungan Jelaskan Bahaya Hamil di Usia Muda, dari Depresi Sampai Pecah Ketuban
Polihidramnion terjadi ketika cairan amnion berlebih terakumulasi dalam rahim selama kehamilan.
Kelebihan dalam cairan amnion adalah kebalikan dari oligohidramnion, yaitu jumlah cairan ketuban yang rendah.
Dalam kebanyakan kasus, polihidramnion tidak berbahaya, tetapi memiliki potensi untuk menyebabkan komplikasi kehamilan yang serius.
Baca Juga : Informasi Awal Kehamilan: Makanan Ini Wajib Dikonsumsi Untuk Hindari Keguguran
Gejala
Kasus polihidramnion ringan mungkin tidak menimbulkan gejala apa pun.
Hal ini karena polihidramnion ringan biasanya tidak menyebabkan komplikasi kehamilan.
Polihidramnion sedang hingga berat dapat menyebabkan gejala berikut:
Baca Juga : Berita Kesehatan : 600 Anak Tewas Setiap Tahun Akibat Polusi Udara
- Sulit bernafas
- Pembengkakan pada ekstremitas (alat gerak) bawah
- Pembengkakan vulva (vagina bagian luar)
- Produksi urine menurun
- Sembelit
- Mulas
- Merasa bagian perut tersa penuh.
Baca Juga : Menyetir Ke Rumah Sakit Saat Ketuban Pecah, Celine Evangelista Curhat Perjuangan Melahirkan Putrinya
Gejala-gejala di atas dihasilkan dari rahim yang terlalu membesar yang menekan organ lain.
Cara mendeteksi
Dokter mungkin dapat mengidentifikasi gejala polihidramnion yang tidak bisa kita temukan.
Karenanyalah penting untuk rutin berkonsultasi ke dokter saat hamil.
Jika rahim terlalu besar, atau jika dokter mengalami kesulitan merasakan detak jantung janin, ibu hamil mungkin memiliki polihidramnion.
Penyebab polihidramnio
Dalam banyak kasus, penyebab polihidramnion tidak diketahui.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Sedang Musim Film Horor, Moms Hamil Bolehkah Menonton?
Polihidramnion ringan mungkin hanya disebabkan oleh penumpukan cairan ketuban secara bertahap selama kehamilan.
Namun, kondisi berikut mungkin dapat menyebabkan polihidramnion:
- Janin mengalami kecacatan
Kadang-kadang polihidramnion adalah efek samping dari cacat lahir, yang merusak kemampuan janin untuk menelan.
Baca Juga : Berita Kesehatan : 600 Anak Tewas Setiap Tahun Akibat Polusi Udara
Saat berada di dalam rahim, janin akan menelan cairan ketuban dan kemudian buang air kecil, menjaga jumlah cairan amniotik pada tingkat yang stabil.
Jika bayi tidak dapat menelan karena cacat genetik, cairan ketuban akan menumpuk.
- Ibu mengalami diabetes
Peningkatan kadar glukosa darah dapat menyebabkan penumpukan cairan ketuban yang berlebihan.
Komplikasi ini dapat terjadi jika ibu menderita diabetes sebelum hamil, atau menjadi diabetes selama kehamilan (diabetes gestasional).
Baca Juga : Berita Kesehatan: Dokter Tidak Sarankan Ibu Hamil Makan Durian, Ini Alasannya!
Komplikasi polihidramnion
Seperti disebutkan sebelumnya, polihidramnion ringan biasanya tidak menyebabkan komplikasi. Tetapi dalam kasus yang parah, ada risiko tertentu, termasuk:
- Janin lahir prematur
- Solusio plasenta (plasenta yang terlepas dari dinding rahim sebelum melahirkan)
- Perdarahan postpartum
- Prolaps tali pusar (tali pusar jatuh keluar dari vagina sebelum janin lahir)
- Kelahiran mati.
Baca Juga : Asam Folat Penting Untuk Pertumbuhan Janin, Ini 4 Makanan yang Sebaiknya Dikonsumsi
Pengobatan untuk Polihidramnion
Polihidramnion dapat diobati dengan secara teratur menguras air ketuban dari rahim.
Prosedur ini memang membawa risiko komplikasi, jadi dokter akan menimbang untung dan ruginya.
Polihidramnion juga dapat diobati dengan obat yang mengurangi jumlah urin yang dihasilkan janin.
Obat ini berisiko merusak jantung bayi, jadi ibu hamil perlu melakukan pemeriksaan rutin untuk memantau detak jantung janin.
Baca Juga : Berita Kesehatan Akurat: Demam Berdarah alias DBD Incar Anak, Kenali Penyakitnya Penanganan Tepat
Dalam beberapa kasus polihidramnion berat, dokter mungkin memutuskan bahwa tindakan terbaik adalah menginduksi persalinan lebih awal, pada 37 minggu, atau bahkan lebih cepat.
Kasus polihidramnum ringan dapat diobati dengan tirah baring.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | American Pregnancy Association. |
Penulis | : | Nia Lara Sari |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR