Nakita.id - Diabetes militus atau penyakit kencing manis, adalah sebuah gangguan metabolisme yang terjadi karena adanya peningkatan kadar gula darah di atas nilai normal yang berlangsung secara kronis.
Hal ini bisa terjadi dikarenakan adanya gangguan hormon insulin yang dihasilkan kelenjar pankreas.
Baca Juga : Ternyata Vaksin BCG Bisa Mencegah dan Mengatasi Diabetes Tipe 1!
Untuk diketahui, insulin berfungsi mengatur penggunaan glukosa oleh otot, lemak, atau sel-sel lain di tubuh.
Nah, apabila produksi insulin berkurang, yang terjadi adalah tingginya kadar gula dalam darah serta gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, juga protein.
Berbicara mengenai Diabetes Militus alias DM, dibagi dalam 2 tipe. DM tipe-1 dan DM tipe-2.
Perbedaannya, DM tipe-1 disebabkan oleh pankreas yang tidak memproduksi cukup insulin. Sedangkan DM tipe-2, gangguan kerja insulin yang juga dapat disertai kerusakan pada sel pankreas.
Baca Juga : [VIDEO] Mom's Diary - Cerita Neneng Kulsum, ibu dari anak yang menderita Diabetes tipe 1
DM tipe-1 biasanya terjadi pada anak-anak dan remaja. Mereka ini bisa tidak memiliki riwayat DM pada keluarganya, baik DM tipe-1 maupun DM tipe-2.
Singkatanya anak-anak dan remaja yang mengidap DM tipe-1, bisa saja tidak mempunyai turunan, genetik, carrier (pembawa sifat) diabetes militus dari kedua orangtuanya ataupun keluarga kedua orangtuanya.
Baca Juga : Begini Pola Makan pada Anak Diabetes Tipe 1 untuk Mencegah Komplikasi
"Penyebab seorang anak mengalami DM tipe-1 bisa karena banyak faktor; bisa karena genetik, bisa juga bukan karena genetik alias turunan; bisa karena gangguan sistem imun alias auto imun, dan sel B pankreas," papar dr. Aman Bhakti Pulungan, SpA.K, ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), saat ditemui di acara Anak Juga Bisa Diabetes di Direktorat Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2P), Kemenkes RI, Rabu (31/10).
Baca Juga : Berita Kesehatan: Ini Dia Sederet Manfaat Berjalan Kaki Tanpa Alas
Penyebab lainnya, DM tipe-1 ini pun bisa dikarenakan kekurangan vitamin D. "Menurut informasi yang saya terima, di Finlandia telah menerapkan pemberian vitamin D secara menyeluruh kepada anak, ibu hamil, dan dewasa. Kabarnya angka DM tipe-1 yang cukup tinggi di sana turun. Sebagai catatan, pemberian vitamin D ini, hingga kini masih pro kontra," ungkap Aman.
Begitu juga dengan penyebab DM tipe-1 karena virus alias infeksi virus. "Ada penelitian ke arah sana, karena ada laporan ilmiah mengenai infeksi virus menjadi penyebab DM tipe-1. Tapi ini sedang diteliti lebih jauh, termasuk vaksinnya. Semoga saja kedepannya ada vaksin untuk DM tipe-1, sehingga bisa menekan angka penderitanya yang terus meningkat dari waktu ke waktu," jelas Aman.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Ini Daftar Makanan yang Baik untuk Kesehatan Kulit Menurut Pakar!
Ada hal yang lebih penting bagi para orang tua mengenai DM tipe-1.
Dm tipe-1 ini kerap kali luput dari pengamatan. Menurut Aman, "Baik pengamatan dokter, juga pengamatan orangtua. Tahu-tahu anaknya sudah koma yang disebabkan oleh DM tipe-1."
Tak hanya itu, DM tipe-1 ini pun, jika tak ditangani dengan cepat dan baik, bisa menyebabkan edema otak, masalah jantung, dan penyakit berat lainnya.
Oleh karenanya, orangtua harus waspada bilamana anaknya sering haus, sering lapar, minum melulu, sering BAK
Apalagi jika anaknya sampai sering ngompol, berat badan tak kunjung naik, lemas tak bergairah dan semangat, luka tak cepat sembuh, kerap alergi, seperti gatal-gatal, segera periksakan ke dokter dan cek kadar gulanya.
Baca Juga : Berita kesehatan akurat: Inilah Kebutuhan Gizi Anak di 5 Tahun Pertama Kehidupannya
Kondisi seperti itu dialami oleh Fulki Baharuddin Prihandoko (12) alias Uki siswa kelas 12 Al-Azhar, Jakarta.
Uki adalah salah seorang penderita DM tipe-1 dari sekian banyak anak-anak di Indonesia yang mengalami DM tipe-1.
Menurut sang Mama, Aisyah Rahmah, Uki terdeteksi mengelami DM tipe-1 sejak kelas 4 SD.
"Awalnya tidak tahu, saat sakit-sakitan pun dokternya tidak mengetahuinya. Padahal sebelum terdiagnosa DM tipe-1 dia alerginya kerap kambuh, luka lama sembuh, suka ngompol di kasur, minumnya sekali minum kalau malam bisa 1 botol yang seliter, dan di toilet suka banyak semut juga lantainya lengket."
Hingga akhirnya, jelas Aisyah, dirinya dan suami membaca mengenai ciri-ciri anak DM tipe-1 dari media. "Dari situ timbul inisiatif memeriksakan kadar gula darah UKI, hasilnya 750!"
Sekarang Uki sudah mendapat penanganan DM tipe-1 dengan tepat, pola hidupnya pun sudah mengikuti aturan yang benar, termasuk pengaturan dosis obat, asupan makanan, aktivitas, dan lainnya.
Karenanyalah Uki, walau pengidap DM tipe-1 dia tetap aktif, enerjik, dan menjadi duta sekolahnya. Dalam waktu dekat akan ke Australia sebagai utusan Pramuka sekolah.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Dokter Tidak Sarankan Ibu Hamil Makan Durian, Ini Alasannya!
Jadi dari sini yang harus kita garis bawahi, "Anak DM tipe-1 bisa menjadi apapun yang dia inginkan, juga bisa tetap aktif dan berkegiatan. Untuk profesinya jangan takut, jadi dokter pun bisa. Ada tadinya anak DM tipe-1 sekarang sudah jadi dokter," papar Aman.
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR