Nakita.id - Bayi baru lahir sangat rentan terhadap penyakit apapun, tak terkecuali penyakit bayi biru atau sindrom bayi biru (blue baby syndrome).
Penyakit bayi biru adalah suatu kondisi pada beberapa bayi baru lahir dengan warna kulit keseluruhan cenderung biru atau ungu, yang disebut sianosis.
Kondisi yang mencerminkan penyakit bayi biru ini sangat terlihat di bagian kulit tipis, seperti bibir, daun telinga, dan bawah kuku.
Sindrom bayi biru atau penyakit bayi biru memang tidak umum terjadi, tapi penyakit ini dapat terjadi karena beberapa cacat jantung bawaan.
Baca Juga : Penyakit Bayi Kepala Besar atau Macrocephaly Bisa Sebabkan Autisme
Atau bisa juga karena terpengaruh dari faktor lingkungan dan genetik.
Dilansir dari laman healthline.com, penyakit bayi biru ini karena darah beroksigen buruk, sehingga tubuh mereka berwarna biru.
Biasanya darah dipompa dari jantung ke paru-paru, di mana ini akan menerima oksigen.
Darah disirkulasikan kembali melalui jantung dan kemudian ke seluruh tubuh.
Baca Juga : Moms Harus Tahu, Berikut Pencegahan Sindrom Kepala Datar pada Bayi
Ketika ada masalah dengan jantung, paru-paru, atau darah, darah mungkin tidak teroksigenasi dengan baik.
Ini menyebabkan kulit menjadi berwarna biru, tapi kurangnya oksigenasi dapat terjadi karena beberapa alasan.
Selain itu, penyakit bayi biru ini pun bisa disebabkan oleh Tetralogi Fallot (TOF), yang mana dikatakan ini adalah penyebab utamanya.
TOF sebenarnya adalah kombinasi dari empat cacat jantung yang dapat mengurangi aliran darah ke paru-paru dan memungkinkan darah kurang oksigen mengalir ke dalam tubuh.
Baca Juga : Jangan Biarkan Bayi Alami Sindrom Kepala Datar, Sembuhkan dengan Cara Ini
TOF mencakup kondisi seperti memiliki lubang di dinding yang memisahkan ventrikel kiri dan kanan jantung, dan otot yang menghalangi aliran darah dari vertikal kanan ke paru-paru, atau paru-paru, arteri.
Penyebab lain penyakit bayi biru adalah methemoglobinemia, yang mana kondisi ini berasal dari keracunan nitrat.
Hal ini dapat terjadi pada bayi yang diberi susu formula dicampur dengan air tidak steril, atau makanan bayi buatan sendiri yang dibuat dengan makanan kaya nitrat.
Kondisi ini paling sering terjadi pada bayi di bawah usia 6 bulan, karena bayi memiliki traktus gastrointestinal yang lebih sensitif dan kurang berkembang, yang lebih mungkin mengubah nitrat menjadi nitrit.
Baca Juga : Waspada Sindrom Kepala Datar pada Bayi, Ketahui Penyebab dan Gejalanya
Ketika nitrit bersikulasi di dalam tubuh, ia menghasilkan methemoglobin, meskipun methemoglobin kaya oksigen, tapi itu tidak melepaskan oksigen ke dalam aliran darah.
Inilah yang pada akhirnya membuat kondisi bayi menjadi biru.
Kemudian, penyakit bayi biru bisa juga disebabkan kelainan jantung kongenital lainnya, misalnya bayi yang lahir dengan down syndrome.
Bahkan, masalah kesehatan Moms saat mengandung Si Kecil pun berpengaruh besar pada perkembangan penyakit bayi biru.
Baca Juga : Berkat Diet Keto, Pasangan Suami Istri Berhasil Pangkas 106 Kilogram
Seperti diabetes tipe 2 yang dapat mengakibatkan bayi mengembangkan cacat jantung yang kemudian berakhir pada penyakit bayi biru.
Selain tubuh berwarna biru, penyakit bayi biru pun memiliki gejala lainnya, seperti bayi rewel, lesu, sulit makan, sulit naik berat badan.
Lalu, perkembangan yang terhambat, napas atau detak jantung cepat, jari-jari lebih bundar.
Source | : | healthline.com |
Penulis | : | Finna Prima Handayani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR