“Kekerasan bisa terjadi pada siapapun anggota keluarga, pelaku kekerasannya juga bisa siapapun, hanya saja biasanya yang menjadi korban adalah perempuan dan anak-anak,” ungkap Ratih Ibrahim, Psikolog sekaligus pendiri Personal Growth.
Menurut Ratih, kekerasan banyak dialami oleh perempuan dan anak-anak karena merekalah yang paling dianggap lemah.
Perempuan secara struktur di dalam keluarga diposisikan paling lemah, terlebih anak-anak.
Penyebab terjadinya kekerasan bukan cuma karena kurangnya kesadaran kesetaraan gender, faktor ekonomi juga turut berpengaruh.
Namun Ratih mengungkapkan penyebab kekerasan yang sering kali diabaikan, yaitu menjalani perkawinan yang tidak bahagia.
"Sering kali perkawinan yang tidak bahagia, tidak sungguh-sungguh saling mencintai, motivasi perkawainannya juga tidak sehat, itu juga menjadi pemicu terjadinya kekerasan pada keluarga," ungkap Ratih.
Lantas bagaimana cara mencegah kekerasan di dalam rumah tangga?
Yaitu dengan menciptakan adanya rasa saling menyayangi, bukan hanya pada kemasannya, tapi juga dijalankan dengan tulus.
Lihat postingan ini di Instagram
"Saling hormat, saling mengasihi, mengasihinya itu tulus bukan untuk kemasan saja, dan rasa bahwa keluarga itu adalah satu, itu yang menjadi dasar supaya kekerasan itu tidak terjadi," kata Psikolog lulusan Universitas Indonesia.
Bagaimana cara menyikapi kekerasan dalam rumah tangga?
"Berikan pendidikan dan value yang baik, semua orang adalah equal semua orang sesama, semua orang adalah pihak yang harus dicintai dan dilindungi itu adalah hal yang harus ditumbuhkan dalam keluarga," ungkap Ratih.
Orangtua yang paling berperan untuk menciptakan kultur kesetaraan gender di lingkungan rumah tangga.
Baca Juga : Begini Potret Mewahnya Rumah Mamah Dedeh, Indah Bernuansa Emas!
"Ibu dan bapak, salah satu yang paling bisa menginspirasi kemudian mengondisi supaya itu ada dalam keluarga," kata pendiri Personal Growth.
Apa yang dilakukan saat mengalami kekerasan?
Pihak yang paling menyadari adanya tindak kekerasan yang harus menghentikan itu.
"Apabila terjadi kekerasan apa yang perlu dilakukan? Tentu pihak yang paling sadar kalau itu kekerasan dia yang harus mengambil sikap untuk melindungi si korban.
Bisa datang kepada support system, misalnya keluarga besar, kepada RT RW, pihak berwajib maupun kepada komnas perempuan supaya tindakan advokasi dan bantuan bisa dilakukan," tutup psikolog Ratih Ibrahim.
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Source | : | Instagram,nakita,psychology today,tribun |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR