Nakita.id – Batuk pilek alies bapil adalah penyakit yang kerap dialami oleh kita semua, tanpa kecuali.
Apalagi anak, mudah sekali mengalami batuk pilek.
Saat pancaroba, saat musim hujan, saat musim panas, anak-anak kerap mengalami batuk pilek.
Hal ini terjadi karena batuk pilek adalah penyakit menular, dan sangat mudah sekali penularannya.
Baca Juga : Berita Kesehatan Anak: Penderita Diabetes Tipe-1 Bisa Berprestasi, dan Boleh Ikut Outbound!
Satu saja seorang anak di kelas mengalami batuk pilek, beberapa hari kemudian niscaya banyak teman-temannya yang sakit batuk pilek juga.
Pertanyaannya apa hubungannya dengan cuaca? Moms, sebenarnya tidak ada hubungan langsung antara batuk pilek dan cuaca.
Akan tetapi saat masuk musim panas dari musim penghujan, atau sebaliknya, virus mudah sekali berkembang biak dan menyebar.
Lalu menginfeksi siapa saja yang daya tahan tubuhnya lemah.
Baca Juga : [VIDEO] #MomsHarusTahu, Inilah Cara Mengatasi Pilek Pada Bayi
Berbicara mengenai penyakit batuk pilek pada anak, dr. Liliyanty Chandra, SpA, dari RS Admira, Kayu putih Raya, Jakarta Timur, mengatakan, “Anak yang mengalami batuk pilek akan tersiksa, tidak bisa tidur, susah bernapas, makan tidak enak, badan nyeri, pusing, lemas.”
Karenanyalah tidak heran, sebagai orangtua akan membantu meringankan sakit yang dialaminya.
Ada yang langsung memberikannya obat. Padahal kita tahu jika batuk pilek ini disebabkan virus yang hingga kini tidak ada obatnya.
Karenanyalah, menurut dokter yang kerap disapa Lili, untuk mengobati batuk pilek sebenarnya yang paling cespleng tidak usah pakai obat.
Tapi orangtua melakukan pengobatan seperti berikut ini:
Baca Juga : Berita Kesehatan: Penyakit Pada Anak Diabetes tipe-1 Biasanya Mulai Terdeteksi di Usia 10-14 tahun
Pertama, memberikan kenyamanan.
Salah satu dari orangtua berada disisinya, itu sudah membantu anak merasa nyaman.
Kamar anak kondisikan nyaman, bersih, tidak gelap dan pengap, sejuk juga wangi.
Hanya dengan cara itu anak akan merasa nyaman, dan otomatis dia akan rileks, sehingga daya tahan tubuhnya bisa kembali bangkit.
Kedua, melakukan upaya-upaya yang bisa membantunya supaya apa yang dialami tidak menyiksa dirinya, dan bisa membantu anak untuk segera memulihkan staminanya. Caranya:
1. Minta anak minum air putih hangat sesering mungkin.
Ini akan membantu proses pengeluaran slem lebih cepat. Dengan cara ini otomatis bisa mengurangi batuk, dan hidung mampat.
2. Untuk anak yang sudah besar, balita hingga usia SD, sudah bisa diajarkan untuk untuk menghisap uap air panas di ember, misalnya pagi dan sore hari selama 10—15 menit atau semampunya.
Ini adalah sebuah cara inhalasi sederhana untuk melonggarkan saluran napas dan mengeluarkan slem alias dahak dan ingus.
Baca Juga : Berita Kesehatan: 5 Kebiasaan yang Biasa Dilakukan Ini Dapat Merusak Ginjal!
Jika mau bisa ditambahkan satu ibu jari jahe, sejumput cengkeh, satu sendok makan garam, yang didihkan bersama satu liter air.
3. Kompres hangat sekitar hidung, kening, muka dan dada selama 30 menit sampai satu jam.
Fungsinya membuat pernapasan anak lega, dan mengeluarkan slem.
4. Anak di atas satu tahun, boleh kita berikan madu, jus buah-buahan sesering mungkin.
Bermanfaat untuk mempercepat bangkitnya daya tahan tubuh untuk melawan infeksi virus.
5. Istirahat. Sejak anak menunjukan gejala bapil sebaiknya tidak dibiarkan main keluar rumah, juga bersekolah.
Lakukan permainan non atraktif di rumah untuk menghilangkan rasa bosan.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Musim Hujan, Saatnya Mengonsumsi 5 Makanan Ini Agar Imunitas Meningkat
Sebaiknya anak badrest. Biasnya 3 hari kemudian kondisinya sudah membaik.
6. Berjemur di bawah sinar matahari pagi di bawah jam 7, baik dilakukan.
Fungsinya bisa untuk melawan virus, menghilangkan/mengeluarkan slem, juga meredakan batuk.
7. Untuk melonggarkan pernapasan yang mampat, bisa menteteskan ke lubang hidung anak cairan garam fisiologis.
Mudah didapatkan di apotik. Pemberiannya ikuti petunjuk yang tertera dalam kemasan dan brosur, atau 2—3 tetes sudah cukup.
8. Untuk hidung anak yang mampat, sebaiknya saat tidur bantalnya ditinggikan.
9. Jika saat tidur anak batuk-batuk, upayakan dia tidur dalam posisi tengkurap/telungkup.
Dengan posisi ini napas anak akan lega, dan bisa meredakan batuk.
10. Jika anak demam tinggi, di atas 38 derajat celcius, sebaiknya berikan penurun panas paracetamol.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Dokter Tidak Sarankan Ibu Hamil Makan Durian, Ini Alasannya!
Ketiga, orangtua bisa mencoba melakukan fisioterapi sederhana pada anak di rumah.
Tujuannya untuk membantu anak mengeluarkan slem lewat fases, atau mulut—dengan batuk atau meludah, juga bisa membuat napasnya menjadi plong, dan meredakan batuk. Berikut adalah cara-caranya:
1. Siapkan bantal tebal—empuk, dan handuk atau selimut yang dilipat hingga ukurannya kurang lebih sebesar map.
2. Baringkan anak di atas bantal (di atas kasur), punggung persis di atas bantal.
Letakan handuk atau selimut yang telah dilipat di atas dada.
Lakukan tepukan dengan telapak tangan menguncup—cepat tapi tidak keras di atas lipatan handuk/selimut.
Baca Juga : Nagita Slavina Orang Super Kaya, Buktinya Punya Black Card, Ini Fasilitas Mewahnya!
Lakukan hingga anak merasa nyaman, atau kurang lebih 1 menit.
3. Masih dalam posisi sama, miringkan anak ke kanan.
Handuk atau selimut yang telah dilipat letakan di bawah ketiak anak.
Lakukan tepukan dengan cara yang sama di atas handuk/selimut.
4. Dalam posisi sama, miringkan anak ke kiri. Lakukan hal yang sama seperti no 3.
5. Telungkupkan anak, dada persis di atas bantal. Letakan handuk/selimut yang telah dilipat di punggung anak.
Lakukan tepukan dengan telapak tangan menguncup—cepat tapi tidak keras.
Lakukan hingga anak nyaman, atau kurang lebih 1 menit.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Zee Zee Shahab Alami Penyumbatan Plasenta Saat Hamil Anak Kedua, Apakah itu?
6. Berikan anak minum.
Baik adanya hal ini dilakukan rutin, pagi—siang—sore, atau saat anak batuk-batuk yang cukup mengganggunya.
Jika batuk pilek berlangsung lebih dari 2 minggu atau ditemukan salah satu dari kondisi berikut ini; batuk berlangsung terus menerus, demam tinggi 72 jam (bayi 12 jam), sesak napas, kuku jari dan bibir tampak biru, penurunan kesadaran, sebaiknya anak segera dibawa ke RS untuk mendapat pertolongan.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR