Nakita.id - Orangtua seringkali secara tidak sengaja melabel alias mencap anak.
Terutama melakukan labelling dengan makna yang negatif.
Misalnya dengan mengatakan 'anak nakal', 'anak bodoh' atau 'anak malas'.
Baca Juga : #LovingNotLabelling, Labelling yang Dilakukan Orangtua Terbukti Menurunkan Konsep Diri Anak!
Hal ini biasanya dipicu oleh emosi yang sulit terkontrol.
Padahal jika orangtua sering melakukan labelling negatif pada anak, hal ini dapat memengaruhi perkembangan anak.
Menurut Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psikolog anak & Keluarga Klinik Terpadu Fakultas Psikologi UI Depok, labelling negatif dapat mempengaruhi konsep diri anak.
Baca Juga : #LovingNotLabelling, Labelling yang Dilakukan Orangtua Terbukti Menurunkan Konsep Diri Anak!
"Kalau kata negatif, efeknya lebih negatif, konsep dirinya jadi berkurang, ia seringkali jadi minder dia tidak bisa mengubah prilaku menjadi lebih baik lagi, sehingga ia bisa putus asa," tambah Nina.
Siapa pun dan berapa pun usia seseorang, pastilah tidak suka mendapat cap negatif.
Baca Juga : #LovingNotLabelling, Labelling yang Dilakukan Orangtua Terbukti Menurunkan Konsep Diri Anak!
Apalagi anak yang masih belum memiliki filter terhadap penilaian dari lingkungan.
"Para ahli mengatakan anak yang masih di bawah usia 12 tahun itu masih sangat mudah terpengaruh.
Baca Juga : Keseruan Anak Belajar Sambil Bermain di Acara Coaching Clinic Hypnotalk #LovingNotLabelling
Bisa dibilang di bawah 12 tahun anak-anak tidak terlalu memfilter apa yang disebutkan atau dibicarakan orang lain," jelas Nina.
Parahnya, anak yang mendapat label negatif bukan tak mungkin akan memiliki konsep diri yang negatif pula.
Anak yang sering dibilang nakal secara terus-menerus, mau tak mau akan memosisikan dirinya sebagai anak yang nakal.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Menurut Teuku Zacky Orangtua Harus Hati-Hati Lakukan Ini pada Anak!
Terlebih jika yang memberi cap semacam itu adalah orang-orang terdekatnya, terutama orangtua.
"Sebetulnya label yang paling signifikan adalah label dari orangtua dan keluarga, karena bagaimana pun itu adalah lingkungan terdekat anak," tegas Nina.
Baca Juga : #LovingNotLabelling, HypnoTalk dengan Teknik Self Hipnosis, Agar Tidak Melakukan Labelling pada Anak!
Untuk mecegah labelling seperti ini, profesional life coach, Nunny Hersiana ditemui dalam acara Coaching Clinic: HypnoTalk, Loving Not Labelling di Kompas Gramedia majalah (3/11), menyampaikan kiat mudah untuk menenagkan diri saat emosi untuk mencegah labelling.
"Kalau mau mencegah labelling mungkin akan sulit, karena mungkin orangtua juga sibuk dengan berbagai aktivitas.
Jadi saat kita melihat anak kita melakukan sesuatu yang tidak menyenangkan, kita harus menarik napas panjang.
Setalah menarik napas kita mundur satu langkah, terus kita slaraskan dan kita lepaskan dulu kondisinya.
Baru kita maju dan mulai bicara pada anak dengan metode HypnoTalk.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Bisakah Moms Melakukan Labelling Untuk Memotivasi Anak?
Baca Juga : #LovingNotLabelling, HypnoTalk dengan Teknik Self Hipnosis, Agar Tidak Melakukan Labelling pada Anak!
Hypnotalk adalah cara kita berbicara dengan sugesti yang positif terhadap diri sendiri atau terhadap orang lain.
"Seringkali kita melabel anak misal, 'kok enggak bisa diem' atau 'kok enggak mau membersihkan kamar'.
Baca Juga : Ini Review Realme C1 yang Banyak Dicari, Ada Kelemahannya?
Itu kan kalimat yang mempunyai makna negasi, padahal kita bisa lo menggunkan bahasa yang lebih positif melalui hipnotalk.
Misalnya, 'nak gimana ya caranya agar kamarmu lebih rapi'.
Jadi bukan ke arah negasi nya, tapi lebih ditekankan pad hal positifnya," kata Nunny usai memberikan pelatihan alias Coaching Clinic HypnoTalk di acara tersebut, yang didukung oleh Vicenza, perlengkapan makan dan minum elegan, yang juga membuka stand memamerkan produk-produknya.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Wah, Ada Sendok Pintar Bisa Menghitung Kalori!
Penulis | : | Nia Lara Sari |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR