Pembentukan kanker itu berasal dari kandungan plastik yang terdapat di dalam pembalut dan pampers.
"Kalau itu (air rebusan pembalut) dipakai secara kronis (terus menerus) bukan tidak mungkin nanti ada efek secara kesehatan. Di dalam pembalut itu ada unsur plastik. Itu bersifat karsinogen yang nanti bisa merangsang kanker," sambungnya.
Sementara itu, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Sitti Hikmawatty mengungkapkan percakapan dirinya dengan seorang remaja yang ikut mengonsumsi air rebusan pembalut untuk mabuk.
Sitti Hikmawatty mengatakan remaja itu membeli pembalut baru dan dicampurkan obat ketika direbus.
Air rebusan itu langsung diminum selagi masih hangat.
"Lagi hangat kemudian diminum. Tidak sempat masuk ke botol dulu," jelasnya, Jakarta, Kamis (8/11).
Baca Juga : Mayangsari Ketahuan Merokok Saat Arisan, Perempuan Perokok Wajib Perhatikan 3 Hal Ini!
Tidak hanya pembalut, campuran lain juga dimasukkan ke dalam air rebusan.
"Mereka satu komunitas. Kalau sudah kumpul, ya suka eksperimen macam-macam. Bisa dicampur dari obat warung, bisa dicampur lain. Takarannya, suka-suka mereka," urainya.
Anak remaja itu, berdasarkan penuturan Sitti, ikut mengonsumsi air rebusan pembalut karena terbawa teman-temannya.
Teman-temannya ini bukan teman sekolah namun dari satu lingkungan rumah dan berada di daerah 'slum'.
"Mereka satu lingkungan rumah ya. Soalnya bukan komunitas satu sekolahan," ujar dia.
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Source | : | Tribun Wow |
Penulis | : | Shevinna Putti Anggraeni |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR