Nakita.id - Untuk mengenang Hari Pahlawan yang jatuh 10 November, warga Surabaya ramai-ramai menyaksikan pagelaran drama kolosal 'Surabaya Membara'.
Drama kolosal Surabaya Membara berlokasi di depan kantor Gubernur Tugu Pahlawan Surabaya, Jumat (9/11/2018) lalu.
Sayangnya, insiden ini justru diiringi duka mendalam.
Baca Juga : Sang Ayah Pura-pura Temukan Anaknya Meninggal Tertusuk Pisau, Ternyata Dialah Dalang di Balik Pembunuhan
Pasalnya, saat penonton yang merupakan warga Surabaya menyaksikan drama kolosal tersebut, Kereta Api melintas di viaduk JL Pahlawan dan melukai serta menewaskan beberapa orang.
Bahkan, ada tiga orang meninggal dunia karena insiden tersebut.
Salah satunya Erikawati, gadis berusia 9 tahun. Air mata Sahluki mengalir mengingat insiden yang merenggut nyawa putrinya.
Baca Juga : Sepenggal Kisah Haru dari Remaja 15 Tahun, Penghadang Bom Mobil yang Akhirnya Meledak di GPPS Surabaya
Sahluki tak bisa menyembunyikan kesedihannya di hadapan jenazah Erikawati yang berada di ruangan kamar jenazah RSUD dr Soetomo Surabaya, Sabtu (10/11/2018).
Pandangan Sahluki sendu melihat jenazah Erikawati yang ditutup kain itu.
Dia pasrah terkait musibah yang merenggut nyawa putri kedua itu.
Erikawati tewas dalam insiden berdarah di viaduk Jl Pahlawan saat menonton pagelaran drama kolosal Surabaya Membara yang berlokasi di depan kantor Gubernur Tugu Pahlawan Surabaya, Jumat (9/11/2018).
Di tengah kesedihannya, Sahluki masih bisa menceritakan detik-detik insiden ketika Kereta Api melintas di viaduk Jl Pahlawan.
Baca Juga : Dua Orang Anak Menantang Maut dengan Duduk di Bagian Bawah Bus, Ternyata Ini Tujuannya
Saat itu, dia bersama istrinya Liana (37) dan Erikawati menonton 'Surabaya Membara' dari atas viaduk.
Tiba-tiba Kereta Api dari arah Stasiun Gubeng menuju ke Stasiun Pasar Turi melintas di perlintasan viaduk sekira pukul 19.45 WIB.
Lokomotif Kereta Api melaju pelan melintas di samping kerumunan orang.
Baca Juga : Seorang Perempuan Meninggal Dunia Setelah 2 Jam Terhimpit Mobil Ringsek yang Dihantam Kereta Api
Viaduk didesain khusus sebagai jembatan rel perlintasan hanya menyisakan sedikit jarak (ruang) dengan gerbong Kereta Api.
Hal itulah membuat banyaknya orang yang berada di tempat itu takut tersenggol gerbong Kereta Api sehingga memicu kepanikan yang berujung saling dorong.
Akibatnya, ketiganya sempat terjungkal di dekat rel perlintasan di saat Kereta Api melintas.
Sehingga, tubuh mungil Erikawati terlepas dari pegangan ibunya.
Baca Juga : Baru Lahir, Bayi Kembar ini Dilempar dari Mobil, Satu Bayi Dinyatakan Meninggal Dunia
Korban Erikawati sempat terseret gerbong Kereta Api.
"Saya dan ibunya jatuh, putri saya tergeser (terseret) Kereta Api," ungkapnya di kamar jenazah RSUD dr Soetomo, Sabtu (10/11/2018).
Sahluki mengatakan melihat istri dan anaknya terbaring di samping rel perlintasan Kereta Api.
Musibah itu membuat putrinya meninggal karena luka parah pada kepala hingga telinganya mengeluarkan darah.
Baca Juga : Bayi Meninggal Karena Popok Tak Diganti 14 Hari, Ditemukan Hewan Bersarang di Popoknya
Sedangkan, istrinya Liana menderita patah kaki saat ini dirawat di Rumah Sakit PHC Surabaya.
"Saya tidak luka istri terluka tapi selamat, putri saya meninggal," ungkapnya.
Ditambahkannya, jenazah putrinya akan disemayamkan di Parseh, Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan, Madura.
Pemprov memfasilitasi mobil Ambulans untuk membawa jenazah ke rumah duka.
"Atas permintaan kakeknya jenazah dikebumikan di kampung halaman," tutupnya.
(Artikel ini pernah tayang di Surya Malang dengan judul Kisah Miris Sahluki, Melihat Sendiri Putrinya 9 Tahun Tewas di Insiden Surabaya Membara)
4 Rekomendasi Susu Penggemuk Badan Anak yang Bisa Bikin Si Kecil Lebih Gemuk dan Sehat
Source | : | surya malang |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR