Nakita.id - Pasti Moms pernah melihat film atau serial TV di mana orang jahat melakukan beberapa hal yang sangat aneh.
Dia merencanakan serangan, melakukan penipuan, atau menyakiti orang demi sebuah kenangan tanpa sama sekali merasa takut atau bersalah.
Mungkin saat melihat orang seperti itu, Moms cenderung mengelompokkanya sebagai psikopat.
Namun di sisi lain, orang menggunakan istilah sosiopat.
Baca Juga : Catat 8 Tanda Ovulasi, Bantu Kenali Masa Subur Sebelum Konsepsi!
Tak banyak yang tahu apa perbedaan sebenarnya dari dua istilah ini.
Sebagian besar dari kita menggunakan kedua label secara bergantian, untuk merujuk kepada seseorang yang berperilaku menyeramkan dan aneh, atau setidaknya tidak mungkin untuk memahami atau bersimpati dengan orang lain.
Tapi apa perbedaan sebenarnya antara kedua istilah itu?
Baca Juga : Ini Sederet Manfaat Telur untuk Kesehatan Bayi, Salah Satunya Baik Bagi Perkembangan Otak
"Keduanya merupakan diagnosis resmi, tetapi sosiopati berada di bawah diagnosis antisocial personality disorder (ASPD)," kata Donald W. Black , MD, profesor psikiatri di University of Iowa Carver College of Medicine.
Orang yang memiliki ASPD cenderung menjadi pembohong, tidak menghargai apa yang benar dan salah, dan kepribadian yang arogan, di antara ciri-ciri lainnya.
Psikopat memiliki karakteristik ini juga, dan mereka juga superfisial, egosentris, dan emosional yang sangat rendah.
Tidak seperti banyak penyakit lain, penderita gangguan ini terlihat seperti orang normal.
Hal yang paling mungkin terlihat adalah perilakunya, mereka dikenala sangat manipulatif, tidak memerhatikan keselamatan atau kesejahteraan orang lain di sekitarnya dan tak memiliki rasa empati atau hati nurani pada dirinya.
Baca Juga : Mengapa Berat Badan Tak Kunjung Turun? Mungkin Ini Penyebabnya!
"Psikopat adalah operator yang lancar," psikolog Elizabeth Lombardo, PhD, penulis buku Better Than Perfect: 7 Strategies to Crush Your Inner Critic and Create a Life You Love.
"Maksudnya, orang yang akan memujimu, membuatmu merasa baik, dan hanya mengatakan semua hal yang benar sampai kamu tahu dia mencuri uang darimu atau dia sedang merencanakan kejahatan, bahkan sampai membunuh seseorang."
Ini karena psikopat sangat manipulatif dan pro dalam mendapatkan kepercayaan orang lain.
Sebaliknya, sosiopat lebih mudah dikenali. Sosiopat adalah mereka yang menderita sociopathy atau istilah informal mengacu pada pola sikap antisosial.
Baca Juga : Basarnas Sudahi Pencarian Korban Lion Air JT610, Keluarga Korban Menangis dan Memohon Pada Presiden Jokowi!
"Ketika seorang psikopat berinteraksi dengan Anda, jika mereka marah, mereka dapat tetap tenang, tetapi seorang sosiopat akan kehilangannya," kata Lombardo.
Contohnya, jika hal-hal tidak berjalan seperti yang mereka inginkan, mereka akan marah dan bisa menjadi agresif.
Tidak seperti psikopat, perilaku sosiopat cenderung berkembang karena faktor lingkungan di mana mereka tinggal, seperti pendidikan, trauma masa kecil atau riwayat pelecehan emosional.
Akibatnya, mereka cenderung lebih impulsif dan kurang memperhitungkan keputusan dan tindakan mereka lakukan.
Baca Juga : Tanpa Repot, Cegah Penuaan Dini dengan Konsumsi 5 Makanan Ini!
Nurani memainkan bagian integral dalam semua tindakan kita, terutama saat merasa bersalah.
Sosiopat, di sisi lain, memiliki hati nurani, meskipun lemah.
Dengan kata lain, sebelum melakukan penipuan, mereka tahu apa yang mereka akan lakukan adalah salah, tapi itu tidak akan menghentikan tindakan mereka.
Baca Juga : Dampak Tidur di Lingkungan Bising, Bisa Menurunkan Kesuburan Pria!
Kepribadian penting lain yang mendikte sebagian besar tindakan kita adalah empati, merupakan kemampuan untuk melihat sesuatu dari perspektif orang lain dan merasakan bagaimana mereka merasa.
Menurut L. Michael Tompkins, seorang psikolog di Sacramento County Mental Health Treatment Center, psikopat tidak memiliki hati nurani.
Dengan kata lain, mereka tidak akan merasa bersalah saat berbohong, mencuri sesuatu atau menyakiti seseorang.
Mereka mungkin menampilkan wajah penyesalan, tetapi mereka tidak akan benar-benar merasakannya.
Ketika Moms berurusan dengan sosiopat, kemungkinan besar akan mengetahuinya karena ia tidak akan cukup pintar untuk menutupi jejaknya, dan Moms mungkin tidak akan terlalu mempercayainya.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Fenomena Generasi O Bagi Kaum Milenial, Ternyata Rawan Penyakitan!
Jika ada seorang sosiopat dalam hidup Moms, mungkin bisa diamati bahwa mereka rata-rata adalah orang yang tidak aktif, perkejaan yang dipilih mungkin tidak cocok dalam pengaturan sosial, atau ia mengalami kesulitan dalam memegang pekerjaan yang harus berinteraksi dengan orang lain.
Psikopat adalah sebaliknya.
Mereka cenderung sangat sukses dan disukai, senang berada dikeramaian dan senang dipuji tapi Moms bisa menyebut mereka penipu ulung.
Psikolog percaya jika perilaku psikopat sudah ada sejak mereka dilahirkan.
Penelitian medis juga menunjukkan, psikopat cenderung memiliki otak yang secara struktural berbeda dengan otak orang normal.
Baca Juga : Dahlia Poland Hamil Anak Kedua, Sempat Alami Sakit Perut di Awal Kehamilan
Lebih khusus, bagian-bagian otak yang bertanggung jawab untuk kontrol impuls dan regulasi memori tak berkembang seperti anak kebanyakan.
Itu mengapa mereka tak memiliki emosi untuk merasakan sedih, kasihan, dan sebagainnya.
Terlepas dari tingkat keparahan psikopat dan sosiopat, orang-orang dengan sifat-sifat ini berbahaya, dan jika Moms mencurigai dan mengenal seseorang yang cocok dengan salah satu ciri diatas, Moms harus menjauhkan diri dan berbicara dengan profesional kesehatan mental.(*)
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Health,scienceabc.com |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR