Nakita.id - Bipolar merupakan penyakit mental berupa perubahan suasana emosi yang ekstrem secara tiba-tiba, yang mana penyakit ini pun bisa mengintai Si Kecil.
Namun mendiagnosis gangguan bipolar pada anak-anak masih kontroversial, karena sebagian besar bipolar pada anak-anak menunjukkan gejala yang berbeda dengan orang dewasa.
Suasana hati dan perilaku anak-anak mungkin juga tidak mengikuti standar yang digunakan dokter untuk mendiagnosis gangguan bipolar pada orang dewasa.
Seringkali gejala bipolar pada anak-anak tumpang tindih dengan gejala dari berbagai gangguan lain yang terjadi pada anak-anak, seperti attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
Baca Juga : Inilah Tanda-tanda Anak Mungkin Mengalami Bipolar, Cek Moms!
Padahal dari mendiagnosis gejala bipolar pada anak-anak dapat membantu mereka mendapatkan pengobatan dan perawatan dengan segera.
Walaupun proses diagnosis bipolar pada Si Kecil dapat memakan waktu yang lama, hingga berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.
Pada dasarnya, bipolar tidak hanya disebabkan oleh faktor tunggal, melainkan melibatkan banyak faktor, termasuk yang terjadi pada anak-anak.
Misalnya yaitu karena pola asuh dan faktor genetik bipolar, yang mana hal itu bisa membuat bipolar lebih mungkin terjadi.
Baca Juga : Masih Gunakan Ponsel di Atas Jam 10 Malam? Hati-hati Risiko Bipolar
Sama seperti orang dewasa, Si Kecil dengan gangguan bipolar akan melalui ketidakstabilan emosi.
Mereka dapat menjadi pribadi yang sangat bahagia dan menunjukkan tanda-tanda perilaku yang baik, tapi saat itu mereka juga bisa depresi dengan tiba-tiba.
Agar Moms dapat mengenali apakah Si Kecil mengalami gangguan bipolar atau tidak, dilansir dari laman healthline.com, berikut adalah gejala bipolar pada anak.
Gejala ketika anak merasa senang: bertingkah sangat konyol dan merasa sangat bahagia, berbicara cepat dan cepat berubah, sulit fokus dan konsentrasi.
Baca Juga : Suara Rintik Hujan Bisa Menenangkan Pikiran, Inilah Alasannya!
Kemudian, melakukan hal-hal berisiko dan bereksperimen dengan perilaku berisiko, memiliki tempramen yang sangat cepat dan mengarah pada ledakan amarah, sulit tidur.
Sedangkan gejala ketika anak merasa depresi meliputi: bermuram durja atau bertindak sangat sedih, tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit, memiliki sedikit energi untuk berkegiatan.
Lalu, tidak menunjukkan tanda-tanda ketertarikan pada apapun, mengeluh tidak enak badan termasuk sering sakit kepala dan perut, mengalami perasaan bersalah, makan terlalu sedikit dan terlalu banyak, memikirkan tentang kematian dan kemungkinan bunuh diri.
Dengan menemukan gejala dan mendapatkan diagnosis yang tepat membantu Si Kecil untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Baca Juga : Kenali Tanda Penyakit Alzheimer Melalui Mata, Lebih Mudah Dicegah
Sehingga nantinya ia akan menjalani kehidupan yang sehat seperti anak-anak pada umumnya.
Source | : | healthline.com |
Penulis | : | Finna Prima Handayani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR