Diet Telur Diklam Bikin Cepat Langsing, Tapi ini Efek yang Harus Mom Bayar Menurut Pakar

By Anisa Annan, Sabtu, 30 Maret 2019 | 12:54 WIB
Diet telur ternyata memiliki masalah ini menurut pakar (v.ivash)

Nakita.id - Untuk mendapatkan bentuk tubuh idaman dan berat badan ideal, banyak orang melakukan segala cara.

Apakah Moms juga termasuk salah satu yang tengah berusaha mendapatkan tubuh langsing?

Moms mungkin tengah berpikir untuk melakukan diet supaya badan cepat langsing.

Dari sekian banyak jenis diet, diet telur menjadi salah satu pola makan yang diklaim dapat menurunkan berat badan dengan cepat.

Baca Juga : I Am an ActiFE Mom, In Control, and Protected

Diet telur adalah diet yang tinggi protein dan rendah karbohidrat, selain itu juga rendah kalori.

Pada diet telur tradisional, menu makanan ini dibagi menjadi 3; sarapan, makan siang, dan makan malam.

Pada waktu sarapan, mengonsumsi 2 telur dan sayuran rendah karbohidrat.

Saat makan siang, makan protein dengan salad hijau.

Di malam hari, konsumsi telur atau protein tanpa lemak, dan sayuran rendah karbohidrat.

Namun, apakah diet telur ini efektif dan adakah efek samping yang bisa terjadi?

Raina Beugelink, ahli gizi terdaftar yang juga kontributor situs revivewellness.ca mengupas tentang diet telur ini.

Menurutnya, ada 3 permasalahan dengan diet telur.

Baca Juga : Julia Perez Meninggal Karena HPV, Moms ini Cara Terbaik untuk Mencegah Penularan Virus HPV

Pertama, diet telur mengklaim bahwa "mengonsumsi telur menyediakan semua nutrisi dan vitamin yang diperlukan untuk tubuh manusia."

"Mari kita perjelas di sini, tidak ada makanan mengandung semua makro dan mikronutrien yang diperlukan tubuh manusia dalam proporsi yang tepat.

Itulah mengapa selalu disarankan untuk mengonsumsi berbagai makanan, terutama makanan nabati, untuk mendapatkan nutrisi yang kita butuhkan," jelas Beugelink.

Baca Juga : Soal Mahar Rp100 Ribu di Pernikahan Dhawiya Zaida, Penghulu: 'Mahar Tidak Banyak, Tapi Tak Tahu Setelahnya'

Jika Moms hanya makan telur rebus, maka tidak akan mendapatkan vitamin C atau serat, hampir tidak ada vitamin K atau vitamin B3, dan sangat sedikit tembaga, mangan, atau magnesium.

Masalah kedua, diet telur rebus tidak praktis.

"Pilihan makanan sangat samar dan umumnya tidak memiliki jenis macam apa, ukuran porsi, atau persiapan.

'Salad' muncul berkali-kali di seluruh menu. Salad apa? Berapa banyak salad?'," katanya.

Menurut Beugelink, agar program makan sehat dapat memberikan efek, perlu ada kejelasan tentang porsi makan dan nutrisi pada menu makanan.

Hal ini yang tidak dijelaskan rinci dalam diet telur, sehingga kemungkinan mereka yang melakukannya tidak akan dapat melihat hasil yang diinginkan.

Masalah ketiga, tentang 'fakta' di balik diet telur yang tidak bertahan.

Diet telur ini mempromosikan tingkat kalori yang sangat rendah.

Baca Juga : Foto Ojol Wanita yang Sedang Peluk Anaknya di Atas Motor di Malam Hari Bikin Nangis! Warganet : Bukti Ibu adalah Pahlawan Sejati!

Hal pertama yang membuat Beugelink tidak setuju adalah klaim mereka bahwa 'untuk menjalani diet sehat tidak berarti Anda harus kelaparan.'

Tetapi menurut analisisnya, menu yang disediakan oleh diet telur rebus mengandung rata-rata 700-800 kalori yang sangat rendah dalam hitungan asupan kalori sehari.

Pola makan dengan telur rebus ini hampir tidak mungkin mendekati semua kebutuhan makro dan mikronutrien seseorang.

Oleh karena itu, diet telur tidak dimaksudkan sebagai rencana jangka panjang.

Tubuh Moms membutuhkan lebih banyak kalori, dan seperti kebanyakan diet ekstrem lain, Moms kemungkinan akan melihat peningkatan berat badan begitu kembali ke pola makan normal.

Jadi, diet telur rebus tidak begitu disarankan jika Moms ingin tetap memiliki berat badan ideal dalam jangka panjang.