Hindari Konsumsi Kopi Selama Menstruasi, Bisa Berdampak Buruk Bagi Tubuh

By Ayu Novi Nurdiyanti, Sabtu, 28 September 2019 | 20:45 WIB
Efek mengonsumsi kopi saat menstruasi. (freepik.com)

Nakita.id - Meminum kopi sebenarnya dapat memperburuk rasa sakit ketika Moms menstruasi.

Menurut Dr. Joseph Mercola, penulis terlaris New York Times dan pendiri Optimal Wellness Center di Illinois, mengonsumsi kopi dapat meningkatkan kadar esterogen yang meningkatkan risiko kanker payudara dan kanker endometrium.

Mercola percaya bahwa kopi memang menimbulkan risiko kesehatan tertentu, minuman berkafein dan soda jauh lebih merusak kesehatan wanita.

Baca Juga: Jangan Mengonsumsi Kopi Berlebihan Saat Hamil, Bisa Berbahaya Bagi Moms dan Janin

Berhenti atau mengurangi kopi mungkin bermanfaat bagi kesehatan Moms dan mengurangi ketidaknyamanan selama siklus menstruasi.

Dilansir dari livestrong.com berikut efek dari mengonsumsi kopi selama mentruasi:

Meningkatkan Gejala Pramenstruasi

Jika Moms mengonsumsi kopi dengan porsi yang banyak, Moms akan mengalami sakit yang timbul karena mentruasi.

Baca Juga: Pada Usia Berapa Anak Boleh Mengonsumsi Kopi? Berikut Penjelasan Ahli

Sakit yang ditimbulkan ketika mentruasi, seperti kram, sakit kepala, nyeri payudara, kembung, perubahan suasana hati, sakit punggung, kelelahan dan mudah marah.

Semua gejala ini cenderung menjadi meningkat, karena Moms mengonsumsi kopi yang mengandung kafein.

Kafein merupakan obat stimulan yang meningkatkan tekanan darah dan detak jantung.

Baca Juga: Sedang Hamil Besar, Kartika Putri Terpaksa Diungsikan karena Anak Sambungnya Terjangkit Penyakit Menular Ini

Untuk mengatasi kelelahan, Moms mungkin terbiasa mengonsumsi lebih banyak kopi untuk meningkatkan energi, tapi akibatnya, peningkatan kafein menyebabkan ketegangan, kegelisahan, sulit tidur dan kelelahan.

Kecemasan Tinggi

Moms sebisa mungkin tidak mengonsumsi kopi ketika memasuki tanggal menstruasi, karena dapat menghambat pembuluh darah dan meningkatkan kecemasan.

Baca Juga: Atta Halilintar Dikabarkan Idap Gangguan Kecemasan, Salah Satu Orang Kepercayaannya Buka Kedok Soal Watak Asli: 'Wah Kacau!'

Kopi juga meningkatkan kortisol, norepinefrin, dan epinefrin, yang merupakan hormon stres yang bertanggung jawab untuk meningkatkan tekanan darah dan detak jantung.

Wanita lebih sensitif terhadap kopi karena proses detoksifikasi tubuh membutuhkan lebih banyak waktu pada wanita daripada pria.

Waktu yang dibutuhkan tubuh untuk mengeluarkan kafein dari dalam tubuh semakin meningkat pada wanita yang menggunakan kontrasepsi oral dan wanita yang sedang hamil.

Baca Juga: Deddy Corbuzier Pancing Barbie Kumalasari Soal Naik Pesawat ke Amerika Cuma 3 Jam, Warganet Ngakak Saat Tahu Faktanya!

Kram dan Nyeri Payudara

Kram merupakan salah satu gejala paling umum yang dialami wanita sebelum, selama atau setelah siklus menstruasinya.

Kopi yang mengandung kafein berkontribusi terhadap kram karena sifat diuretiknya, kafein meningkatkan produksi urin dan meningkatkan dehidrasi dalam tubuh Moms.

Selain itu, kopi mengandung minyak yang dapat mengobarkan usus dan menyebabkan kram.

Baca Juga: Mengaku Selingkuh dengan Saudara Kembar Suaminya, Wanita Ini Bingung Hamil Anak Siapa

Sindrom payudara fibrokistik merupakan suatu kondisi yang diderita banyak wanita sebelum atau selama periode menstruasi.

Benjolan yang bukan kanker pada payudara ini berisi cairan dapat menyebabkan nyeri dan bengkak.

Mengonsumsi kopi memiliki dampak yang cukup besar, karena selama siklus menstruasi Moms sudah menahan cairan dan garam, sehingga cairan lebih banyak di dalam benjolan payudara selama menstruasi dan dapat memperburuk.

Baca Juga: Skandalnya dengan Bebby Fey Makin Memanas, Atta Halilintar Jadi Trending Topic di Jepang

Siklus Mentruasi Tidak Teratur

Jika Moms mengonsumsi kopi dapat mengalami mentruasi yang lebih cepat, menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh American Journal of Epidemiology tentang efek kafein pada fungsi menstruasi wanita.

Kafein membatasi pembuluh darah, mengurangi aliran darah uterus.

Akibatnya, ini menyebabkan penurunan perdarahan menstruasi dan siklus pendek menstruasi, mengakibatkan variabilitas dan ketidakteraturan mentruasi.