Virus Corona Tak Kunjung Usai, Pasien Covid-19 Ini Relakan Tubuhnya Jadi Bahan Penelitian, Peneliti Kaget Saat Bongkar Jenazahnya dan Menemukan Hal Ini

By Gabriela Stefani, Jumat, 15 Mei 2020 | 11:10 WIB
Peneliti temukan hal terduga saat bongkar jenazah covid-19 (Freepik.com)

Nakita.id - Kini virus corona telah menjadi momok mengerikan bagi masyarakat dunia.

Bagaimana tidak, virus ini memberikan dampak besar bagi kesehatan hingga perekonomian masyarakat.

Baca Juga: Nasi Sudah Jadi Bubur, Pemerintah Kecolongan Pejabat yang Meninggal Ternyata Hasil Tesnya Positif Corona, Kini Semua Jenazah akan Dimakamkan dengan Protokol Covid-19

Terlebih hingga saat ini belum ditetapkan secara paten obat yang dapat menyembuhkan pasien covid-19.

Wabah ini dianggap mirip dengan SARS danm MERS menurut peneliti China dalam studi terbarunya, yang hingga kini masih terus diteliti.

Menurut peneliti China, mereka telah melakukan autopsi untuk mengetahui bagian dalam tubuh korban yang meninggal akibat virus corona.

Baca Juga: Bak Oase di Tengah Gurun, MUI Baru Saja Mengumumkan Salat Idul Fitri 1441 H Bisa Dilangsungkan Berjemaah di Tanah Lapang, Syaratnya Cuma Ini

Hasilnya pun mengejutkan, ilmuwan temukan hal-hal yang selama ini belum pernah kita ketahui.

Laporan yang diterbitkan oleh jurnal media Inggris, The Lancet ini berdasarkan autopsi yang dilakukan para ahli dari Pusat Medis Kelima Rumah Sakit Umum, Tentara Pembebasan Rakyat di Beijing.

Mereka memperoleh sampel biopsi dan autopsi, dari seorang pria berusia 50 tahun yang meninggal akhir Januari lalu akibat virus corona.

Baca Juga: Kabar Gembira Menyambut Virus Corona yang Mereda, Ridwan Kamil Segera Perbolehkan Warga Jawa Barat untuk Bekerja, Sekolah, dan Ibadah Seperti Biasanya, '63 Persen'

Hasilnya ilmuwan temukan situasi yang mirip dengan wabah SARS, penyakit yang pernah menyerang China Selatan tahun 2002-2003.

Pada saat itu SARS menewaskan lebih dari 800 orang dan lebih dari dua lusin negara saat itu juga merasakan dampak dari wabah tersebut.

Baca Juga: Kabar Baik Langsung Diumumkan Oleh Gubernur Jabar, Anak Bangsa Indonesia Lagi-lagi Sudah Sediakan Alat Tes Covid-19, Lebih Akurat Dari Rapid Test Dengan Harga Lebih Murah!

Sementara itu wabah MERS mewabah tahun 2012, pertama kali diidentifikasi di Arab Saudi menyebabkan 860 kematian secara global.

Pria yang diautopsi di Beijing itu memiliki gejala awal pada 14 Januari kemudian meninggal dua mingggu kemudian.

Setelah itu dia mendonasikan tubuhnya untuk bahan penelitian jika dirinya meninggal, namun akhirnya dia benar-benar tewas.

Kemudian setelah ilmuwan melakukan penelitian dengan autopsi temukan pada alveoli di kedua paru-parunya mengalami kerusakan.

Baca Juga: Pelonggaran PSBB di Tengah Pandemi Tenyata Bukan Langkah yang Tepat, WHO Bongkar Kunci yang Harus Dilakukan untuk Mengakhiri Wabah Virus Corona

Juga ditemukan cedera pada hatinya yang kemungkinan disebabkan oleh virus corona.

Ada kerusakan yang kurang substansial pada jaringan jantung, menunjukkan bahwa infeksi "mungkin tidak secara langsung merusak jantung."

Peneliti mengatakan, bahwa pengobatan antiinflamasi yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak boleh secara rutin digunakan di luar uji klinis.

Wa Fu-sheng dan Zhao Jingmin dua rekan penulis itu tidak mampu menghadapi kometar lebih lanjut.

Baca Juga: Beredar Foto Keluarga Jenazah Covid-19 Dimintai Rp15 Juta Oleh Rumah Sakit untuk Pemakaman, Benarkah?

Tapi mereka mencatat dalam penelitian ini bahwa tidak ada patologi yang ditemukan, sebelum kasus virus corona.

Wabah ini telah menyebabkan sekitar 74.000 orang terinfeksi dan lebih dari 2.000 orang meninggal, sementara yang disembuhkan sekitar 16.000 orang.

Lebih dari 25 negara telah melaporkan infeksi virus corona, dan memicu kekhawatiran bahwa wabah tersebut oleh WHO digolongkan sebagai darurat global.

Sebuah studi terpisah yang diterbitkan dalam The Lancet oleh para spesialis dari University of Edinburgh pada 7 Februari berpendapat bahwa, tentang penggunaan kortikosteroid.

Baca Juga: Tak Perlu Parno! Terungkap Cara Petugas Mengurus Jenazah Covid-19, Mulai Dibungkus Kain Berlapis hingga Peti Mati yang Dipaku

Suatu kelas hormon steroid banyak digunakan selama wabah SARS dan MERS dan telah dicoba pada pasien virus corona baru.

Studi pengamatan menyarankan penggunaannya untuk mengurangi peradangan dapat menyebabkan komplikasi termasuk diabetes, kematian jaringan tulang dan penundaan pengangkatan virus.

Lima ilmuwan China yang dipimpin oleh Lianhan Shang dari Universitas Pengobatan China Beijing, menerbitkan tanggapan terhadap penelitian yang mendorong penggunaaan kortikosteroid dalam kasus tertentu.

Baca Juga: Banyak Masyarakat Menolak Mentah-mentah Jenazah Covid-19, Ridwan Kamil Beri Tanggapan Keras: ‘Tidak Boleh Ada Lagi Penolakan Pemakaman!’

Tanggapan ini mengakui risiko penggunaan kortiskosteroid dosis tinggi pada pasien virus corona, termasuk potensi infeksi lainnya.

Tapi mungkin dibenarkan untuk pasien yang sakit kritis dengan peradangan yang signifiasinnya terletak di paru-paru mereka.

Artikel ini telah tayang di intisari-online.com dengan judul "Peneliti Terkejut Ketika Bongkar Jenazah Korban Virus Corona, Mereka Temukan Organ Dalamnya Kondisinya Mengerikan, Ternyata Bagian Ini 'Rusak' Setelah Terserang Virus Corona"