Bak Menantang Maut! Angka Pasien Positif Corona Masih Terus Melonjak, Provinsi Jawa Timur Justru Putuskan Mengakhiri PSBB, Wali Kota Risma: ‘Ini Lebih Berat’

By Ratnaningtyas Winahyu, Selasa, 9 Juni 2020 | 11:33 WIB
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menanggapi soal PSBB di Jawa Timur yang resmi berakhir (Warta Kota/Henry Lopulalan via Kompas.com)

Nakita.id – Di tengah pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia, Provinsi Jawa Timur menjadi salah satu wilayah yang ramai diperbincangkan publik.

Pasalnya, jumlah kasus di Jawa Timur mendadak melonjak tajam padahal sudah diberlakukan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Bahkan, saking banyaknya kasus yang ada, salah satu kota di Jawa Timur, yakni Surabaya, kini mendapat julukan ‘zona hitam’.

Baca Juga: Baru Saja Ukir Prestasi dalam Penanganan Covid-19, Walikota Risma Akui Sedang Godok Rencana Ini Agar Ekonomi Surabaya Tak Lagi Lesu: 'Mudah-mudahan Diterima Gubernur'

Menariknya, meski wilayah Surabaya masih belum sepenuhnya aman, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indah Parawansa, justru memutuskan untuk mengakhiri PSBB di wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik (Surabaya Raya).

Mengutip dari Tribunnews.com, Khofifah menjelaskan, PSBB resmi berakhir tanpa adanya pencabutan keputusan.

"Dalam keputusan gubernur tentang perpanjangan PSBB yang kedua, yang berlaku mulai tanggal 26 Mei sampai dengan 8 Juni," tutur Khofifah.

Baca Juga: BERITA POPULER: Rahasia Ratusan Lebih Pasien Covid-19 di Surabaya yang Dinyatakan Sembuh hingga Engku Emran Mendadak Lontarkan Suara Hatinya Soal Kelanggengan

"Dengan demikian jika tidak ada perpanjangan, maka PSBB sudah berakhir tanpa ada pencabutan keputusan," imbuhnya.

Menanggapi keputusan tersebut, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, pun meminta warganya untuk lebih disiplin menerapkan protokol kesehatan setelah PSBB berakhir.

"Kalau kemarin banyak yang mengeluh ke saya ingin kehidupan normal, tapi dengan protokol kesehatan ketat. Ayo kita lakukan. Kita harus jaga kepercayaan itu dan tidak boleh sembrono," kata Risma dikutip dari Antara via Kompas.com, Senin (8/6/2020) malam.

Baca Juga: Setelah Dijuluki Jadi Wuhan-nya Indonesia, Ratusan Lebih Pasien Covid-19 di Surabaya Dinyatakan Sembuh, Apa Rahasianya?

Selain masyarakat, Risma juga meminta pihak hotel, restoran, mal, pertokoan, dan pasar untuk tetap disiplin.

"Ini justru malah lebih berat karena di pundak kita terdapat kepercayaan, ayo kita jaga. Tidak boleh lengah dan sembrono," ujarnya.

Risma mengingatkan, warga Surabaya tak boleh berpikir telah lepas dan bebas dari ancaman pandemi Covid-19.

Baca Juga: Surabaya Dijuluki Zona Hitam Lantaran Jumlah Pasien Positif Corona Meroket Tajam, Wali Kota Risma Justru Panen Pujian, Kok Bisa?

Dikatakan oleh Risma, pandemi Covid-19 belum lah selesai.

Oleh karena itu, ia tak ingin pasien positif virus corona kembali melonjak hanya karena warga Surabaya tak disiplin setelah PSBB berakhir.

Baca Juga: Sempat Dibuat Naik Darah Gara-gara Mobil PCR Diserobot Daerah Lain, Walikota Surabaya Mandiri Bikin Laboratorium untuk Selamatkan Warga, 'Saya Ingin Warga Segera Normal'

"Sekali lagi, ini amanah bagi warga Surabaya, karena itu kita harus jaga kepercayaan dan amanah ini, jangan sampai kita sembrono. Makanya, kalau kita sudah merasakan sakit, segera periksa dan berobat.

Kita harus menjaga diri kita masing-masing supaya tidak sakit. Kalau sakit, ya nanti kita tidak bisa kerja untuk cari uang lagi," jelas Risma.

Wah, semoga kondisi di Jawa Timur perlahan-lahan membaik ya, Moms.

Baca Juga: Setelah Marah-marah karena Tak Dapat Keadilan, Wali Kota Risma Jalani 'Ritual' Setiap Jam 12 Malam Agar Covid-19 di Surabaya Hilang, Apa Ritualnya?