Bisa Picu Diabetes, Ahli Bongkar Rahasia di Balik Jajanan Kekinian dan Takaran yang Tepat untuk Konsumsi Gula

By Riska Yulyana Damayanti, Jumat, 17 Juli 2020 | 10:15 WIB
Ilustrasi perempuan konsumsi jajanan kekinian, jika tidak dibatasi bisa meningkatkan risiko diabetes (Freepik.com/ topntp26)

Nakita.id - Semakin berkembangnya zaman, makin banyak bermunculan jajanan kekinian yang nikmat dan menggoda selera.

Jajanan kekinian yang banyak disukai masyarakat seperti minuman dengan campuran susu atau kue-kue dengan bentuk yang lucu.

Namun, perlu diperhatikan, konsumsi jajanan kekinian jika tak terkontrol juga bisa memberikan dampak buruk seperti pemicu diabetes.

Diabetes bisa diibaratkan "induk" dari segala penyakit degeneratif seperti stroke, hipertensi, jantung koroner, hingga disfungsi ereksi.

Baca Juga: Di Balik Jutaan Manfaat, Tak Disangka Ternyata Kayu Manis Bisa Jadi Bumerang Bagi Tubuh Moms Karena Hal Ini

Diabetes bisa dicegah melalui berbagai cara, seperti mengatur pola makan dan olahraga.

"Dulu kita melihat diabetes sebagai faktor turunan. Ternyata tidak. Diabetes juga dipengaruhi lingkungan, bagaimana pola makan, termasuk apakah makanan kita tinggi karbohidrat atau tidak."

Hal itu diungkapkan oleh Dokter spesialis gizi klinik di RSCM, Dr. dr. Fiastuti Witjaksono, MS, MSc, SpGK (K) dalam diskusi bertajuk "Gerakan Lawan Diabetes Bersama Dia" di Lotte Shopping Avenue, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (13/11/2019).

Baca Juga: Jangan Tergoda! Penderita Diabetes dan Maag Tak Boleh Konsumsi Buah Durian Berlebihan karena Jika Nekat Bisa Terjadi Hal Ini

Ilustrasi perempuan konsumsi jajanan kekinian, jika tidak dibatasi bisa meningkatkan risiko diabetes

Sayangnya, tambah Fiastuti, saat ini banyak jajanan yang justru minim zat gizi dan tinggi kalori.

Beberapa jajanan menurutnya hanya berisi tepung, gula, dan lemak.

Contohnya, minuman kekinian seperti bubble drink atau minuman kemasan.

Baca Juga: Jangan Coba-coba Tambahkan Bahan Ini dalam Air Jahe, Bukannya Menyehatkan, Justru Bisa Jadi Bumerang untuk Tubuh

"Sekarang susah mencari minuman tidak manis. Harus minta less sugar atau no sugar. Apalagi minuman sachet, termasuk kopi sachet, soft drink, teh yang di kotak dan botol. Isinya gula, rasa hanya flavor," ucapnya.

Saat ini, banyak pula minuman kekinian yang mengganti gula putih menjadi jenis gula lainnya, misalnya gula aren, karena diklaim lebih sehat.

Padahal, menurut Fiastuti, semua gula sebetulnya sama-sama menyebabkan lonjakan kadar gula darah.

Baca Juga: Jadi Andalan Buka Puasa, Kebiasaan Minum Kolak Saat Buka Puasa Ternyata Bahaya, Ini Penjelasannya

"Mau gula putih, gula aren, gula tebu, gula merah, bahkan madu pun sebetulnya gulanya sama, hanya saja madu mengandung mineral," kata dia.

Namun, bukan berarti kita sama sekali tak diperbolehkan mengonsumsi gula.

Kementerian Kesehatan mengeluarkan rekomendasi konsumsi gula, garam, dan lemak.

Untuk konsumsi gula dibatasi 50 gram (empat sendok makan) per hari, garam lima gram (satu sendok teh) per hari, dan lemak 67 gram (lima sendok makan) per hari.

Baca Juga: Biasa Dibuang Ketika Mau Makan Buahnya, Ternyata Kulit Semangka Dapat Mencegah Diabetes dan Hipertensi

"Sedangkan sekaleng soft drink 375 cc itupun gulanya sudah lebih dari batas," kata Fiastuti.

Untuk itu, penting untuk memerhatikan asupan makan dan minum, memilih makanan bergizi dengan porsi yang tepat serta menyeimbangkan aktivitas fisik.

"Kalau lifestyle tidak bagus, kita makan sesuka hati, tidak melakukan aktivitas fisik, gemuk, lemak kita banyak, itu adalah faktor risiko timbulnya diabetes," ujarnya.

(Artikel ini telah tayang di artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Waspada Bahaya Diabetes di Balik Jajanan Kekinian")