Hipertensi Jadi Penyakit Mematikan Sedunia, Ketahui Cara Cegah hingga Aplikasi yang Bisa Bantu Cari Obatnya

By Cecilia Ardisty, Jumat, 28 Agustus 2020 | 13:22 WIB
Hipertensi (freepik)

Nakita.id - Hipertensi meningkat seiring usia, maka ada baiknya Moms dan Dads menjaga tekanan darah mulai dari sekarang.

Melalui webinar Fight Hypertension "The Silent Killer" with Lifepack & Jovee pada Jumat (28/8/2020), kita diajak memiliki gaya hidup aktif sehingga terhindar dari hipertensi.

Dokter Tunggul D. Situmorang, Sp.PD-KGH, FINASIM, mengatakan kejadian hipertensi meningkat seiring usia dan jenis kelamin.

Baca Juga: Bisa Berisiko Hipertensi Sampai Kerusakan Gigi, Ini Cara Efektif Mengurangi Kecanduan Kopi

"Kejadian hipertensi akan meningkat seiring usia. Tadi dikatakan hipertensi bukan hanya pada orang dewasa, betul, tetapi hipertensi meningkat seiring karena usia.

Pada usia sebelum menopause sebelum 60 tahun maka kejadian hipertensi lebih banyak pada laki-laki dan wanita lebih sedikit.

Tetapi sesudah 60 tahun ke atas maka kejadian hipertensi lebih banyak pada wanita," ucap Dokter Tunggul.

Baca Juga: Takut Risiko Tensi Naik Setelah Makan Daging Kambing, Ternyata Mitos Moms! Ini Kata Para Ahli

Maka dapat disimpulkan hipertensi meningkat seiring usia dan pada usia 60 - 69 tahun dua dari orang dewasa sudah menderita hipertensi.

Tak heran orang yang lebih tua rentan terkena Covid-19 karena memiliki penyakit pernyerta hipertensi.

Di sisi lain, hipertensi sebagai The Silent Killer, karena sering tanpa keluhan sehingga penderita tidak tahu kalau dirinya mengalami hipertensi.

"Penelitian Riskesdas pada 2013, setiap 6,8% orang dewasa itu terdiagnosis hipertensi. Jadi sepertiga dari penduduk dewasa itu sebenarnya mengalami hipertensi dan sebagian besar tidak tahu," jelas Dokter Tunggul.

Baca Juga: Satu Lagi Manfaat Air Rendaman Rambut Jagung yang Sering Dianggap Sampah, Bisa Sembuhkan Tekanan Darah Tinggi

Dokter Tunggul menjelaskan hipertensi penyebab kematian paling utama di dunia baik negara berkembang atau maju.

"Indonesia negara kelima sesudah China, India, Rusia, dan US, dengan demikian sebenarnya banyak betul ancaman di negara ini selain dari pada Covid-19 yaitu hipertensi," jelasnya.

Gejala hipertensi

Dokter Tunggul mengatakan hipertensi tidak memiliki gejala tetapi sering dihubungkan dengan keadaan:

- Sakit kepala

- Sakit dada

- Berdebar-debar

- Letih

- Penglihatan kabur

- Sakit tengkuk

- Sesak napas

- Kepala berputar

Keadaan di atas menurut Dokter Tunggul sudah berat dan harus ditangani dengan segera karena umumnya hipertensi tidak memberikan gejala.

Penyebab hipertensi

- Keturunan

- Usia

- Asupan garam

- Stres

- Obesitas

"Faktor penyulit hipertensi kalau ada kegemukan dan tidak melakukan aktivitas olahraga. Ditambah lagi kalau merokok, minum alkohol, dan nutrisi tidak terkontrol," ucap Dokter Tunggul.

Dokter Tunggul mengatakan sebenarnya hipertensi bisa dicegah dengan mengurangi asupan garam 2300 gram per hari, olahraga kurang dari 8 kilometer per hari, dan kelola stres.

Baca Juga: Disangka Tak Bermanfaat, Siapa Sangka Rumput Gandum Punya Kandungan yang Mampu Cegah Hipertensi hingga Turunkan Berat Badan

Komplikasi hipertensi

Hal ini terjadi pada organ-organ vital: 

- Otak: bisa terjadi stroke (pendarahan atau pembekuan)

- Kebutaan: pembuluh darah di retina pecah

- Gagal jantung 

- Gagal ginjal

- Pembuluh darah mengeras

"Kejadian hipertensi di Indonesia menurut Rikesdas pada 2018, usia 60 tahun ke atas 2 diantara 3 pasien dewasa sudah menderita hipertensi.

Laki-laki (31,3) dan perempuan (26,9) kurang lebih sama. Yang menarik lagi dan menjawab anggapan kalau hipertensi hanya terjadi pada orang kota ternyata prevalensi hipertensi pada orang kota (34,4) dan pedesaan (33,7) sama," jelas Dokter Tunggul.

Mirisnya, 54,4% penderita hipertensi secara rutin dan ternyata hampir 50% tidak makan obat secara rutin di antaranya 32,2% tidak rutin makan obat dan 13,3% tidak minum obat.

"Alasannya merasa sudah sehat, tekanan darah terkontrol, maka tidak makan obat, tidak rutin ke fasyankes, dan merasa obat-obatnya tidak ada di apotek.

Kalau kita lihat penelitian ini sebenarnya alasan tidak tersedia obat di fasyankes hanya kecil sekali, alasan yang utama adalah tentang perilaku kita, merasa sehat.

Kalau tensinya sudah terkontrol maka tidak usah makan obat padahal tensi terkontrol karena obat itu sendiri," jelas Dokter Tunggul.

Klasifikasi hipertensi

Internation Society of Hypertention menjelaskan normal.

Sedangkan Grade 1 hipertensi: 140-159 dan 90-99, grade 2 hipertensi >160 dan >100.

Mencegah hipertensi

Mengubah gaya hidup berpedoman pada FITT.

- Frequency: olahraga empat sampai tujuh hari per minggu

- Intensity: moderate

- Time: 30-60 menit

- Type: jalan kaki, jogging, bersepeda, dan berenang.

Baca Juga: Biasa Dibuang Ketika Mau Makan Buahnya, Ternyata Kulit Semangka Dapat Mencegah Diabetes dan Hipertensi

Jika Moms dan Dads punya hipertensi dan kehabisan obat, Lifepack bisa membantu.

Natali Ardianto, CEO Jovee dan Lifepack menjelaskan Lifepack adalah sebuah aplikasi yang membantu kebutuhan medis siapa saja.

"Kami ada dua aplikasi. Yang satu aplikasi untuk konsumen, di mana konsumen bisa download di App Store atau Play Store.

Kalau punya resep dari dokter bisa difoto nanti apoteker kami akan mengubah menjadi digital. Anda cukup melakukan pembayaran. Kita punya 15 metode pembayaran di aplikasi.

Tapi dokter pun bisa. Jadi kami punya Lifepack for medic. Jadi dokter bisa meresepkan langsung dan itu konsumen menerima SMS atau WA dan mendapat linknya jadi konsumen tidak perlu install lalu masukan alamat terus keluar biaya kirim.

Biaya kirim ke seluruh Indonesia yang reguler itu gratis bahkan kami sudah kirim ke Papua. Tapi kalau mau yang instan tergantung harga," jelas Natali.

Natali juga menjelaskan kalau Lifepack adalah apotek digital sehingga bukan melayani walk-in customer.

Artinya apoetk Lifepack higienis, kebersihan terjaga, dan menjalankan protokol Covid-19.