Pahami Lagi Istilah dan Tanda-tanda Grooming, Gejala Tak Sehat dari Hubungan Asmara

By Amallia Putri, Jumat, 1 Oktober 2021 | 15:38 WIB
Waspadai grooming dalam hubungan (Freepik.com)

Hal yang kerap ditemui, online grooming dilakukan atas dasar mendapatkan keuntungan secara seksual.

Menurut Komnas Perempuan, tindakan ini mengarah pada penyalahgunaan konten digital dan identitas pribadi dengan memaksa mengirimkan foto atau video.

Perilaku grooming bisa saja membuat korban menjadi terisolasi dari dunia luar.

Bahkan, termasuk teman-teman terdekatnya dan keluarganya.

Orang yang melakukan grooming pada pasangannya juga seringkali melarang pergi bersama orang lain.

Bahkan, untuk pergi bersama teman dekat atau keluarga.

Sayangnya, terkadang hal ini tidak disadari oleh kebanyakan korban.

Maka dari itu, jika merasa pasangan sudah marah bahkan melakukan kekerasan hanya karena Moms beraktivitas di luar bersama keluarga atau teman, sangat perlu untuk diwaspadai.

Dampak grooming ini juga bisa mempengaruhi psikologis korbannya.

Korban akan lebih mudah mengalami kecemasan yang disebabkan karena ketakutan akan pasangannya.

Baca Juga: Ternyata, Millenial Moms Lebih Terbuka Berbicara Kekerasan Seksual!

Korban akan ketakutan apabila melakukan sesuatu yang dianggap sebagai kesalahan oleh pasangannya, lalu pasangannya akan bertindak.

Tak jarang, pelaku sampai melakukan kekerasan fisik apabila korban tidak mendapatkan apa yang diinginkannya.

Korban juga memiliki kepercayaan diri yang rendah dan sering meragukan akal sehatnya sendiri.

Hal inilah yang menjadi alasan korban grooming susah untuk bercerita dan meminta bantuan pada orang terdekatnya, sehingga membahayakan dirinya sendiri.

Akibatnya, korban menjadi khawatir luar biasa jika tak mampu melakukan sesuatu dengan benar atau tidak mau menuruti keinginan pelaku.

Kecemasan akan semakin parah jika korban tiba-tiba sering merasa panik.

Tak jarang, mengalami kecemasan membuat orang menjadi lebih susah untuk tidur.