Begini Cara Membedakan Anak Kurus yang Sehat dan Anak yang Kurang Gizi

By Fadhila Afifah, Senin, 19 Maret 2018 | 16:58 WIB
Membedakan anak kurus yang sehat dengan anak yang kurang gizi ()

Nakita.id - Moms, ada cara membedakan anak kurus sehat dan anak yang kurang gizi.

Tahukah Moms, biasanya anak yang lebih pendek dibandingkan anak seusianya kemungkinan besar akan mempunyai tinggi badan lebih pendek di masa dewasanya nanti.

Karena tinggi badan bisa menggambarkan status gizi dalam jangka panjang.

Sedangkan, berat badan bisa naik-turun dengan cepat sesuai kondisi (pola makan dan aktivitas) anak sekarang.

Baca Juga: Mau Berat Badan Anak Cepat Naik Seperti Nastusha Olivia Alinskie? Ikuti Resep dari Mama Chelsea Olivia Ini!

Pertumbuhan anak di masa kecil dapat memengaruhi pertumbuhan dan kehidupan anak di masa depan.

Namun, ketika melihat balita Moms kurus, jangan buru-buru berpikir ia kekurangan gizi.

Bisa saja ia sehat karena memiliki berat dan tinggi badan yang ideal.

Ada beberapa hal yang perlu Moms perhatikan untuk memastikan, apakah Si Kecil memang kekurangan gizi atau sehat.

Baca Juga: Berita Kesehatan Anak: Perbedaan Anak Kurus dan Anak Kurang Gizi

Membedakan anak kurus sehat dan anak yang kurang gizi, yang pertama yaitu ukur berat badan (BB) dan tinggi badannya (TB), apakah ideal atau tidak.

Untuk memperoleh persentase perbandingan dengan BB ideal, caranya begini Moms:

BB aktual : BB Ideal x 100%

Jika hasilnya di atas 110% berarti anak tergolong gemuk.

Berkisar 90-110% berarti BB-nya ideal.

Bila hanya 70-89% dikatakan gizi kurang.

Baca Juga: Anak Sehat Tak Hanya Ditandai oleh Fisiknya Saja, Cek Juga Kesehatan Mentalnya

Nah kalau hasilnya di bawah 70%, termasuk gizi buruk.

Contohnya seperti ini:

BB Andre umur 1 tahun yaitu 10 kg.

Berarti status gizinya adalah 10 : 11,1 x 100% = 90% (dari BB ideal anak laki-laki usia 1 tahun).

Artinya Andre termasuk kategori ideal.

Ini adalah berat badan ideal anak usia 1-5 tahun, menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia:

Usia Anak Perempuan

Anak Laki-laki

1 tahun  7 - 11,5 kg 7,7 - 12 kg
2 tahun 9 - 14,8 kg 9,7 - 15,3 kg
3 tahun 10,8 - 18,1 kg 11,3 - 18,3 kg
4 tahun 12,3 - 21,5 kg 12,7 - 21,2 kg
5 tahun 13,7 - 24,9 13,7 - 24,2 kg

Baca Juga: Takut Anak Kurang Gizi? Ini Cara Menghadapi Anak yang Susah Makan Nasi

Berat badan anak yang kurang dari rentang tersebut menandakan berat badan kurang.

Maka, anak perlu asupan makan yang lebih banyak lagi untuk memperbaikinya.

Sedangkan, berat badan yang lebih dari rentang tersebut menandakan anak kelebihan berat badan atau obesitas.

Berikut ini merupakan tinggi badan ideal anak usia 1-5 tahun, berdasarkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Usia Anak Perempuan

Anak Laki-laki

1 tahun 68,9 - 79,2 cm 71 - 80,5 cm
2 tahun 80 - 92,9 cm 81,7 - 93,9 cm
3 tahun 87,4 - 102,7 cm 88,7 - 103,5 cm
4 tahun 94,1 - 111,3 cm 94,9 - 111,7 cm
5 tahun 99,9 - 118,9 cm 100,7 - 119,2 cm

Untuk itu, penting bagi Moms mengetahui cara membedakan anak kurus yang sehat dan anak yang kurang gizi.

Moms juga perlu wasapada jika:

- BB anak tidak naik setiap bulan sesuai dengan umurnya.

- BB bertambah tapi tidak sesuai dengan BB ideal menurut umur.

- Asupan nutrisi bagus tapi anak tetap kurus, boleh jadi fungsi daya serap ususnya terganggu. 

Baca Juga: Anak Kurus Tapi Aktif, Normalkah?

Sari makanan yang dibutuhkan mungkin ikut terbuang bersama kotoran.

Masalah penyerapan ini harus diselesaikan juga sambil memperbaiki asupan.

- Anak batuk berkepanjangan, pucat lesu, dan tak nafsu makan.

BB yang tidak kunjung naik bisa disebabkan penyakit infeksi Tuberkulosis, infeksi saluran kemih, infeksi parasit, dan sebagainya.

Selain dapat mengganggu sistem metabolisme tubuh, infeksi dapat membuat anak sulit makan.

Selama penyakit-penyakit ini tak disembuhkan, anak tetap akan kurus dan BB-nya pun tidak akan bertambah.

Untuk itu Moms, memantau pertumbuhannya setiap bulan sangat penting dilakukan.

Baca Juga: Takut Anak Kurang Gizi? Ini Cara Menghadapi Anak yang Susah Makan Nasi

Tujuannya agar kita bisa membantu anak mengejar pertumbuhannya jika sewaktu-waktu pertumbuhannya sedang mengalami perlambatan.

Moms bisa membantu pertumbuhan anak dengan menyediakan lingkungan yang baik.

Seperti menyediakan makanan yang bergizi dan sehat untuknya, memastikan anak mendapat tidur cukup, dan membiasakan anak berolahraga. 

Sementara itu, membedakan anak kurus sehat dan kurang gizi juga dapat dilakukan dengan cara seperti diagnosis dan pengobatan yang tepat, untuk mencegah perkembangan dan komplikasi kekurangan gizi pada anak.

Untuk mencegah kekurangan gizi, Moms bisa mengikuti pedoman gizi seimbang.

Makanan bergizi seimbang yaitu makanan yang mengandung semua zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah seimbang.

Terdiri atas zat gizi makro (karbohidrat, protein, lemak) dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral).

Karbohidrat merupakan sumber energi yang penting yang terdiri atas karbohidrat sederhana (gula) dan karbohidrat kompleks (beras, jagung kentang, tepung beras, havermut).

Baca Juga: Berat Badan Bayi Tidak Bertambah Tak Berarti Kurang Gizi

Setiap gram karbohidrat memberikan energi 4 kkal. Kecukupan karbohidrat yang dianjurkan sekitar 50-60% dari energi total.

Jumlah ini sebaiknya dipatuhi agar anak tidak kegemukan atau bahkan obesitas.

Selanjutnya protein yang juga merupakan sumber energi dan pembentukan jaringan baru.

Terdiri atas protein hewani (daging, ayam, ikan, hati, telur, susu, keju, hasil olahnya) dan nabati (kacang kedelai dan makanan olah dari kacang kedelai seperti tempe, tahu, oncom; kacang-kacangan seperti kacang hijau, kacang merah, kacang polong, kacang tanah).

Kecukupan protein yang dianjurkan adalah 10-15% dari total energi harian.

Baca Juga: 8 Hal Yang Harus Diperhatikan Untuk Menjaga Kesehatan dan Berat Badan Anak

Selain itu juga ada lemak, selain sebagai sumber energi, lemak juga merupakan sumber asam lemak esensial pelarut vitamin A, D, E, K, serta penting untuk kecerdasan.

Namun jumlah asupan lemak jangan sampai lebih dari 25% kebutuhan energi secara keseluruhan agar tak terjadi obesitas.

Kandungan lemak pada makanan hewani lebih banyak daripada makanan nabati.

Ada pun fungsi vitamin dan mineral sebagai pemelihara dan pengatur aktivitas metabolisme dalam tubuh.

Berbagai penelitian ilmiah membuktikan, vitamin dan mineral memberi efek nyata dalam melindungi sel-sel tubuh, terutama sel-sel otak, dari berbagai penyebab kerusakan yang akan menurunkan fungsi-fungsinya.

Baca Juga: Penelitian Membuktikan, Sarapan Bergizi Kunci Anak Sehat dan Berprestasi

Umumnya, vitamin dan mineral terdapat pada sayuran dan buah-buahan.

Maka dari itu, sangat penting bagi Moms untuk membedakan anak kurus sehat dan kurang gizi.