Kurang atau Lebih Gizi, Kondisi Mana yang Lebih Membahayakan Anak?

By Nia Lara Sari, Rabu, 2 Mei 2018 | 07:28 WIB
Orangtua pasti menyadari betul bahwa zat gizi sangat diperlukan untuk tumbuh kembang anak. (iStock)

Selain tanda-tanda tersebut, ada pula penyakit penyerta, seperti anemia, infeksi, diare, kulit menger dan pecah sehingga keluar cairan serta pecah-pecah di sudut mulut.

Penyebab kurang gizi dapat beragam, dari minim pengetahuan orangtua tentang kecukupan gizi bagi anak, faktor lingkungan yang kurang bersih sehingga anak mudah terserang penyakit, hingga kondisi perekonomian keluarga.

Dampak kekurangan gizi tentu amat berbahaya karena akan mengganggu tumbuh kembang anak, baik secara fisik maupun mental.

Sebaliknya, kasus kelebihan gizi biasanya berujung pada kegemukan atau obesitas.

BACA JUGA: Ini Nama Anak Franda yang Baru Lahir, Indah tapi Sulit Diucapkan!

Masih banyak orangtua beranggapan, anak yang gemuk adalah anak sehat, meskipun hasil penelitian menunjukkan, anak yang gemuk belum tentu sehat, terutama jika kondisi gemuk anak mencapai tahap obesitas.

Secara fisik, anak yang kegemukan lebih berisiko terhadap terhadap berbagai penyakit, seperti kardiovaskular, diabetes. persendian, maupun gangguan tidur.

Bagi anak yang obesitas, cara terbaik adalah menerapkan pola makan bergizi seimbang.