Kurang atau Lebih Gizi, Kondisi Mana yang Lebih Membahayakan Anak?

By Nia Lara Sari, Rabu, 2 Mei 2018 | 07:28 WIB
Orangtua pasti menyadari betul bahwa zat gizi sangat diperlukan untuk tumbuh kembang anak. (iStock)

Nakita.id - Setiap orangtua pasti akan sangat memerhatikan asupan gizi Si Kecil.

Bagaimana tidak, orangtua pasti menyadari betul bahwa zat gizi sangat diperlukan untuk tumbuh kembang anak.

Berbicara mengenai gizi, Moms mungkin sudah tidak asing dengan istilah kurang gizi.

BACA JUGA: Ini Moms, Panduan Sarapan Bergizi Pengusir Morning Sickness!

Kondisi seperti apa sih Moms sehingga anak dikatakan kurang gizi?

Kondisi kurang gizi yaitu kondisi jika berat badan (BB) anak hanya 60-80% dari BB normal.

Pada kondisi BB 70-80% biasanya belum ditemukan gangguan yang berarti, namun jika sudah 60% ada beberapa tanda lain yang terlihat secara langsung.

BACA JUGA: Sederhana dan Sayang Keluarga, Ini Sosok Suami Bule Lia Waode yang Jarang Terekspos

Gangguan tersebut diantaranya seperti pembengkakan kaki, serta rambut berwarna merah dan mudah dicabut.

Selain itu, karena kekurangan vitamin A, mata menjadi rabun, kornea kering, bahkan terjadi borok pada kornea.

Selain tanda-tanda tersebut, ada pula penyakit penyerta, seperti anemia, infeksi, diare, kulit menger dan pecah sehingga keluar cairan serta pecah-pecah di sudut mulut.

Penyebab kurang gizi dapat beragam, dari minim pengetahuan orangtua tentang kecukupan gizi bagi anak, faktor lingkungan yang kurang bersih sehingga anak mudah terserang penyakit, hingga kondisi perekonomian keluarga.

Dampak kekurangan gizi tentu amat berbahaya karena akan mengganggu tumbuh kembang anak, baik secara fisik maupun mental.

Sebaliknya, kasus kelebihan gizi biasanya berujung pada kegemukan atau obesitas.

BACA JUGA: Ini Nama Anak Franda yang Baru Lahir, Indah tapi Sulit Diucapkan!

Masih banyak orangtua beranggapan, anak yang gemuk adalah anak sehat, meskipun hasil penelitian menunjukkan, anak yang gemuk belum tentu sehat, terutama jika kondisi gemuk anak mencapai tahap obesitas.

Secara fisik, anak yang kegemukan lebih berisiko terhadap terhadap berbagai penyakit, seperti kardiovaskular, diabetes. persendian, maupun gangguan tidur.

Bagi anak yang obesitas, cara terbaik adalah menerapkan pola makan bergizi seimbang.

Si Kecil sebaiknya tidak mengonsumsi kalori yang berlebihan agar tubuh tidak menimbun lemak.

Selain itu, tingkatkan aktivitas fisik untuk membakar kalori, jangan biarkan si kecil duduk bermain game seharian atau berada di depan komputer.

Jangan takut anak berkeringat dan jangan takut kotor.

BACA JUGA: 3 Makanan Untuk Mengatasi Bacterial Vaginosis, Perempuan Wajib Tahu!

Selain itu, pengaturan pola makan yang tepat sangat dibutuhkan orangtua dalam menangani kedua masalah ini.

Jika perlu, berkonsultasilah pada pihak yang dapat memberikan solusi (ahli gizi atau dokter) atas permasalahan gizi buruk maupun gizi berlebih ini, agar dapat mencapai pertumbuhan anak yang optimal.